Wednesday 8 February 2012

Wednesday, February 08, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja di Sulawesi Utara Sambut Baik Pesta Adat Tulude di Lingkungan Gereja.
MANADO (SULUT) - Tulude merupakan salah satu upacara adat Sangihe yang dilaksanakan pada setiap tanggal 31 Januari sekaligus perayaan Hari Ulang Tahun Kabupaten Sangihe yang dihadiri sesepuh adat atau pemerintah bersama seluruh rakyat dengan menampilkan atraksi kesenian daerah. Namun belakangan ini pesta adat ini mulai digelar di sejumlah gereja.

Menanggapi hal ini, salah satu tokoh gereja Sulut Gembala Teddy Batasina STh dari menyambut baik pelaksanaan Pesta Adat Tulude oleh gereja.

“Seni dan budaya tidak se-kadar dibatasi dalam ruang lingkup pagelaran, tapi juga harus dimengerti dari sudut pandang sebagai anugerah yang berisikan segala cipta hasil karya dan karya manusia yang luhur, yang timbul dari getaran jiwanya yang dapat memberikan kepuasan bagi dirinya, sesama dan lingkungannya,” ujarnya.

Itu berarti, lanjutnya, seni dan budaya termasuk pesta adat Tulude adalah sebuah pengungkapan ekspresi iman yang diaktualisasikan dalam bentuk gerak, tari dan lagu. Selain itu juga simbol-simbol upacara dan pernyataan dalam bahasa sastra yang sangat dalam.

“Kekayaan pagelarans eni budaya ini semakin berarti dan bernilai ketika diberi makna teologi. Artinya teologi harus diatas seni dan budaya. Teologi harus memberi jawaban terhadap seni dan budaya,” jelasnya.

Karena itu, menurut Batasina yang juga adalah Ketua Umum Pucuk Pimpinan Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) ini, mengkontekstualkan budaya ke dalam Injil harus dimengerti sebagai upaya untuk bagaimana mengkomunikasikan Injil dalam budaya manusia. Dengan demikian budaya tidak kehilangan hakikat yang se-sungguhnya.

“Disinilah gereja harus benar-benar berperan membaca, mengoptimalkan, mengeksplorasikan kekayaan budaya warga gereja menjadi sebuah penyembahan yang tertuju kepada Tuhan sebagai sumber seni dan budaya. Se-kaligus menyadarkan kepada kita bahwa pagelaran Tulude sarat dengan pesan-pesan spiritual, sosial tapi juga sekaligus berkebangsaan,”tukasnya. (HarianKomentar)