Saturday 4 February 2012

Saturday, February 04, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja-gereja di Inggris Bersatu Melawan Pemaksaan Pernikahan Homoseksual di Gereja.
LONDON (INGGRIS) - Gereja-gereja besar asal Inggris, menyatakan sikap penolakan terhadap pemaksaan gereja-gereja di Inggris untuk menyetujui pemberkatan 'pernikahan' sesama jenis di lingkungan gereja.

Lynn Featherstone salah seorang anggota Perlemen di Inggris kepada Daily Telegraph menyatakan Gereja Inggris, Gereja Methodis, Gereja Katolik, Aliansi Injili dan berbagai Institut Kristen memberikan sikap penolakan terhadap pemaksaan itu.

Uskup Agung York, Dr John Sentamu menyatakan, gereja tidak memiliki hak untuk mendefinisikan ulang arti dari pernikahan yang sah, yakni sepasang manusia yaitu seorang pria dan wanita.

“Pernikahan adalah hubungan antara seorang pria dan wanita, Saya tidak tahu cara pikir apa yang dapat mendefinisikan ulang arti itu, sebab hal ini telah tertanam dalam tradisi dan sejarah [gereja dan Kekristenan] yang tidak dapat diubah dalam semalam, tidak peduli sekuat apa anda," kata Uskup Agung.

Senada dengan Uskup Agung, Sekjen Sinode Am Gereja Inggris, William Fittall, yang juga hadir dalam pertemuan dengan anggota dewan Featherstone, mengindikasikan Gereja Inggris akan teguh bersama gereja-gereja lainnya, menolak pemaksaan pemberkatan 'pernikahan'. Sebab gereja Inggris pada Desember tahun lalu telah melarang upacara 'pernikahan' homoseksual dilingkungan mereka.

Pemerintah, katanya "hanya menyetujui pengesahan peraturan tentang pernikahan sesama jenis. Tetapi, tidak membuat peraturan yang memperbolehkan kaum gay ini mengadakan pernikahan di gedung gereja," ujarnya.

Sedang Uskup Agung Gereja Katolik di Southwark, Uskup Peter Smith menyatakan Gereja Katolik dan Gereja Anglikan menentang adanya pemberkatan 'pernikahan' di gereja, juga menentang tawaran pemerintah untuk mendefinisikan ulang makna pernikahan.

"Gereja tidak melawan putusan pemerintah, tetapi gereja tidak ingin terlibat dalam hubungan sesama jenis, sebab gereja hanya mendukung pernikahan antara pria dan wanita." tandasnya.

Sebelumnya kelompok pro-gay (homoseksual) Inggris yang mendesak Gereja-gereja di Inggris agar menerima pemberkatan 'pernikahan' sesama jenis di gereja, antara lain Accepting Evan­gelicals, Changing Attitude, The Clergy Consultation, Courage, Ek­klesia, the Evangelical Fellowship of the Lesbian and Gay Anglicans, the General Synod Human Sexuality Group, the Group for the Rescinding of the Act of Synod, Inclusive Church, the Lesbian and Gay Christian Movement (An­glican Matters), the Modern Church­people’s Union, Sibyls dan WATCH National Committee.

Kelompok pro-gay ini menyatakan mereka telah menerima dukungan tanda tangan petisi dari 100 jemaat dan 470 pendeta dari Gereja Inggris, termasuk Uskup London, kemudian dikirimkan ke surat kabar terkemukan The Times.

Kelompok pro-gay ini minta agar para pendeta 'gay' juga diperbolehkan melaksanakan 'pernikahan' (istilah hukumnya: patnership) di lingkungan gereja-gereja Inggris. Sebab pemerintah Inggris telah melegalkan pernikahan sesama jenis dengan menerbitkan undang-undang yang membolehkan 'perkawinan' dilaksanakan yang mulai berlaku pada Januari 2012 di Inggris dan Wales. Sedangkan undang-undang itu tidak menyebut keharusan untuk melaksanakannya di tempat-tempat keagamaan seperti gereja, masjid, kuil dan synagoga.

Islam pro gay
Kelompok pro-gay ini sangat kecewa dengan kerasnya penolakan dewan Gereja Inggris terhadap 'pernikahan' sesama jenis ini. Mereka lalu membandingkannya dengan keterbukaan umat Islam di Inggris yang dengan tangan terbuka menerima 'pernikahan' homoseksual kaum muslim di lingkungan masjid.

“Kami percaya dalam masalah upacara ikatan sipil di Gereja Inggris, para pendeta akan sama-sama khusuk seperti ketika melaksanakan upacara pernikahan atau perceraian biasa di gereja,” kata seorang pengunjuk rasa kepada Times.

Asra, seorang lesbian yang turut berunjuk rasa menyatakan “Kebanyakan muslim mendapati hal ini sebagai suatu yang spiritual dan mencerahkan, sehingga saya rasa hal ini harus dikembangkan, sebab saya mengatakannya dengan iman saya sebagai muslim".

Sedangkan dari sebuah badan polling di Inggris, Runnymede Trust, menyatakan agama Islam adalah agama yang paling setuju adanya pemberkatan 'pernikahan' di tempat ibadah, Islam (45 persen) bersama Sikh (49 persen) menyatakan persetujuan mereka. (ChurchNewsPaper/TimesUK/TimPPGI)