Sunday, 12 February 2012

Sunday, February 12, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Misa Imlek 2563 di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.
TASIKMALAYA (JABAR) - Dalam homili Misa Imlek 2563, Pastor Paulinus Wijaya Pr mengupas makna Shio Tahun Naga Air dan berharap umat keturunan Tionghoa tidak hanya memperhatikan kepentingan diri sendiri tetapi mau berbagi.

“Ada 12 Shio menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, dimulai dari Shio dengan binatang yang jinak hingga Shio dengan simbol-simbol binatang yang buas dan liar,” jelas Pastor Paulinus dalam Misa Imlek di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya, 28 Januari 2012.

Misa konselebrasi dengan tema “Siramilah Hidup Kami Dengan Berkat-Mu” dipimpin oleh kepala paroki, Pastor Yohanes A Cruce Christiono Hartanto Pr dan didampingi Pastor Hermanus Sudarman Pr dan Pastor Paulinus Wijaya Pr.

Dalam Tahun Naga Air, Pastor Paulinus berharap kehidupan umat akan semakin baik, bahagia, dan positif, dan disirami dengan berkat Tuhan bukan hanya pada saat Misa itu namun selamanya. “Semoga tahun 2012, Tahun Naga Air, membawa keberkahan dan kemajuan bagi karir dan bisnis serta damai dan ketenteraman dalam keluarga.”

Imam itu juga berharap seperti dilaporkan oleh parokitasikmalaya.net agar kecemasan tidak mengusai diri umat, dan umat tidak berusaha untuk memperhatikan kepentingan diri sendiri, “tetapi mau berbagi seperti ajakan Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi.”

Media online paroki itu juga melaporkan bahwa kemeriahan Imlek nampak dalam dekorasi dan pernak-pernik Imlek dari pintu gerbang hingga altar dengan bunga-bunga yang ditata rapih, semarak dan aneka warna, serta para penyambut tamu dengan seragam sutera batik Cirebon bermotifkan Mega Mendung.

“Selama 17 tahun perjalanan hidup imamat saya, baru pertama kali ini saya bisa merayakan Misa Imlek dengan semeriah dan semarak seperti sekarang ini,” kata Pastor Paulinus Wijaya Pr yang sejak 15 Januari 2012 bertugas di Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya.

Untuk melewati Shio Tahun Naga Air, Pator Paulinus memberikan tips 3 C, yaitu Cuan, Cengli dan Cincai. “Cuan berarti tidak hanya mencari keuntungan semata, tetapi bagaimana bisa senantiasa membantu orang lain; Cengli berarti sikap diri yang memahami orang lain dan mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri; dan Cincai berarti bersikap tidak terlalu kaku dan keras kepada situasi kondisi sekelilingnya, sikap hidup fleksibel dan mau berbagi dengan sesama yang masih kurang beruntung.”

Perayaan Imlek dilengkapi pembagian buah jeruk dan kue keranjang, serta makan malam dan ramah tamah, saat umat menyaksikan tarian Taichi hingga 24 jurus dan tarian Wushu, serta atraksi Liong dan Barongsai yang dipersembahkan oleh Tim Kesenian Barongsai dan Liong “Lion Dance” Komunitas Masyarakat Tionghoa Kota Tasikmalaya.

“Suguhan tersebut tidak hanya menarik perhatian umat Katolik Tasikmalaya tetapi warga sekitar gereja, yang tanpa diundang rela menunggu dan ikut berbaur menyaksikan atraksi Liong dan Barongsai di pelataran halaman Gereja Katolik Paroki Hati Kudus Yesus Tasikmalaya,” tulis media itu. (PenaIndonesia)