Wednesday, 1 February 2012

Wednesday, February 01, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ribuan Muslim Fundamentalis dan Moderat di Mesir Bakar 60 Rumah Umat Kristen di Kobry-el-Sharbat.
ALEXANDRIA (MESIR) – Komunitas Kristen di desa Kobry-el-Sharbat, di Alexandria, Mesir diserang kelompok fundamentalis dan moderat Islam yang sebelumnya berjanji dan bertekad akan menjaga umat Kristen di negara itu.

Menurut Assyrian International News Agency (AINA), aksi kekerasan yang dilakukan 3000 orang dari kelompok islam fundamental Salafi dan Ikhwanul Muslimin pada Sabtu (28/01/2012) ini membakar puluhan rumah dan tempat usaha warga Kristen Koptik.

“Mereka adalah kelompok Salafi dan beberapa dari Ikhwanul Muslim, sebab janggut dan kain [pakaian] yang mereka tampilkan mencirikan kelompok-kelompok itu” ujarnya seorang saksi kepada AINA.

Penyerangan dan pembakaran ini dilakukan karena para beredar rumor adanya seorang pria Koptik bernama Mourad Samy Guirgis yang konon menyimpan ‘foto intim’ seorang wanita muslim tanpa nama di ponselnya. Beredar juga kabar, kalau Guirgis telah menyerahkan dirinya kepada polisi.

Pastor Boktor Nashad dari Gereja St George el-Nahdah yang menjadi tokoh agama di desa itu menyatakan, mereka sebenarnya akan mengadakan pertemuan menyelesaikan kesalahpahaman dari rumor tersebut antara perwakilan kelompok Muslim dan Kristen di Korby-el-Sharbat. Namun, disayangkan karena gerombolan muslim bukannya beritikad baik, malah datang dengan bersenjata, menyerang warga dan membakar rumah dan gedung serta menjarah berbagai benda di toko-toko yang ada di desa itu.

Melihat aksi brutal penuh kebencian kelompok muslim, Pastor Nashad dan beberapa warga melaporkan peristiwa itu kepada aparat keamanan. “Kami menghubungi aparat keamanan, tetapi mereka tiba sangat, sangat lambat. Mereka [warga yang diserang] yang kehilangan rumah, telah meninggalkan desa.”

“Mungkin karena kurangnya pengamanan, mereka [aparat] hanya melakukan semampu mereka,” ujar
Pastor Nashad membela, sembari menyatakan bahwa kelompok islam radikal tidak berada dibalik aksi terkutuk itu. Namun ia juga menyayangkan mengapa kelompok muslim ini dapat melakukan aksi kekerasan di tempat yang telah lama hidup dalam kedamaian.

Sedang pemadam kebakaran yang akan datang kelokasi kejadian dihalangi oleh gerombolan muslim, menyebabkan ratusan rumah warga kehilangan rumah mereka, menurut Nashad.

Setelah kekerasan mereda, sekitar 60 keluarga Kristen yang kehilangan rumah mereka tinggal di tempat pengungsian, sedang toko-toko dan tempat usaha mereka ditutup.

Yang menyedihkan, aparat keamanan tidak menangkap satupun dari 3000 orang pelaku kekerasan itu, mereka malah meminta mereka untuk pulang ke rumah.

Mariam Ragy, seorang aktifis Kristen yang meliput peristiwa tersebut menyatakan Tentara ‘menghabiskan perjalanan’ selama satu jam dari markas mereka yang berjarak dua kilometer dari tempat kejadian.

“Ini terjadi setiap waktu, mereka [aparat keamanan] menunggu diluar desa hingga kelompok muslim puas melakukan aksi keji, kemudian mereka akan muncul.” kata Ragy.

Mina Girguis, salah satu juru bicara Persatuan Pemuda Maspero (MYU) di Alexandria menyatakan aksi kekerasan yang keji dari muslim yang menganggap tindakan mereka sebaga sebuah ‘hukuman’, sangatlah tidak diterima.

“Hukuman, kepada umat Koptik atas kesalahan seseorang yang belum ditentukan [kesalahannya] sangatlah tidak diterima.” ujar Girguis.

Ia juga menilai militer berada di balik aksi keji tersebut.

“Mereka mencoba untuk mengalihkan perhatian dari revolusi kedua yang sedang terjadi sekarang ini,” kata Girguis. (AINA/TimPPGI)