Uskup memberikan komuni pada desember 2011 |
Kawasan Wesaput, Wamena, Jayawijaya, yang menjadi lokasi pentahbisan, dipadati ribuan warga Jayawijaya dan kabupaten lainnya di Pegunungan Papua.
Uskup Agung Jayapura, Mgr Leo Laba Ladjar OFM, dalam pesannya di hadapan ribuan jemaat Katolik yang mengikuti ibadah pentahbisan mengatakan, pastor pertama asal lembah Baliem, Papua, sekaligus mengubah mitos yang beredar selama ini, kalau putra lembah Baliem tak bisa jadi pastor atau Imam Katolik.
"Dengan pentahbisan Imam pertama Baliem dan rekannya ini, sekaligus membuktikan bahwa kita semua punya kesempatan yang sama di mata Tuhan sang Pencipta kita. Mari kita semua hidup dalam lingkaran Kasih Tuhan sesuai ajaran agama," ujarnya.
Dia menambahkan, kemeriahan acara pentahbisan yang dihadiri ribuan orang warga Pegunungan Papua, sebagai lambing persaudaraan semua pihak. Dan kepada imam yang baru ditahbiskan agar kedepannya akan melayani semua masyarakat tak terkecuali.
Kepada imam/pastor yang ditahbiskan, Uskup Leo Laba Ladjar, juga berpesan agar tetap bisa hidup merendahkan diri dalam melayani sesame, serta tidak menganggap dirinya lebih dari umat yang lainnya.
"Justru anda sudah menjadi Imam, maka semakin melayani dan menciptakan hidup persaudaraan dengan semua pihak, dalam iman dan perbuatan sehari-hari,` terangnya.
Uskup Leo Laba Ladjar juga memberikan apresiasi kepada semua pihak, terutama orang tua pastor Theodorus Kosi OFM, yang telah ikut berjasa menjadikan anaknya seorang pastor pertama dari lembah Baliem, Papua.
"Kepada semua masyarakat Papua, kita semua adalah keluarga yang harus selalu hidup dalam kerukunan iman yang sama. Jangan sampai terpecah belah hanya karena nafsu dan keserakahan," ujarnya. (Antara)