Thursday 15 March 2012

Thursday, March 15, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca 600 Gereja di Seluruh Dunia Gunakan Versi Moderen 'Sepuluh Perintah Tuhan'. LONDON (INGGRIS) - Seorang penginjil dan pengkhotbah populer asal Inggris memperkenalkan sebuah seri DVD pengajaran Kristen guna memberikan pengertian yang lebih baik tentang Sepuluh Perintah. Dilaporkan sekitar 600 organisasi gereja telah menggunakan pengajaran ini.

Adalah Canon J.John, pemimpin dari Philo Trust Ministries membuat seri berjudul 'Just10 for Churches' dengan menggunakan pendekatan baru dan moderen dalam mengungkapkan dan menjelaskan sepuluh titah yang diberikan Tuhan melalui nabi Musa, seperti yang tertulis pada Keluaran 20.

Dengan tuntunan-tuntunan moral yang dapat dimengerti sesuai dengan perkembangan zaman. Just10 memberikan sudut pandang baru dalam melihat dan mengartikan Sepuluh Perintah. Perintah 'tidak boleh mencuri' misalnya, diperbaharui menjadi 'menjadi makmur dengan mendapatkan uang yang sah'. Perintah 'jangan menyebut nama Tuhan dengan sembarangan' diartikan menjadi 'taati Tuhan dengan serius dan seksama'. Sedangkan perintah 'hormati ayah dan ibumu', dinyatakannya sebagai 'selalu menjaga keharmonisan dengan orang tua mu'.

Menurut J. John di situs Philo Trust Ministries dijelaskan Just10 dibuat untuk gereja-gereja lokal tertentu di wilayah Eropa, yang diawali di Inggris dengan tujuan guna menyelaraskan perintah Tuhan dengan kondisi sekarang ini.

Diberitakan oleh Telegraph, J. John yang telah berkhotbah di 54 negara di 6 benua mengungkapkan pembuatan Just10 diinspirasi oleh kerusuhan di Inggris pada tahun 2011 lalu, sebuah peristiwa yang dinilainya telah melenceng jauh dari perintah-perintah Tuhan dalam Alkitab, dalam hal ini Sepuluh Perintah.

Ditegaskan, hasil karyanya ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa Kekristenan bukan hanya memiliki dasar yang dapat diterima dengan akal, namun juga berkaitan dan sangat penting dengan kondisi terkini.

Beberapa hari setelah peluncuran, seri Just10 menjadi populer dikalangan gereja-gereja Inggris dan Eropa, ada yang menyatakan pengajaran ini sebagai pendekatan praktis terhadap jemaat-jemaat moderen.

"Pada dasarnya ini adalah cara memperkenalkan dan menghubungkan Sepuluh Perintah terhadap orang-orang dengan jalan positif [yang diperbaharui]," ujar Pdt Paul Roberts sembari menjelaskan, seri DVD ini lebih menekankan hal positif yakni penguatan dibalik perintah Tuhan yang sering disalah artikan oleh banyak orang.

"Lebih dari melihatnya [Sepuluh Perintah] sebagai deretan daftar yang tidak boleh dilakukan, [Just10] lebih menolong orang agar hidup sesuai dengan apa yang Tuhan inginkan," tambahnya

Hamba Tuhan lainnya, Wayne Dulson, menuturkan seri Just10 telah menolong jemaatnya melihat Sepuluh Perintah Tuhan dari 'sudut pandang yang baru dan segar.'

"Orang-orang mengatakan kepada saya, betapa Just10 telah membuat mereka berpikir lebih banyak tentang kehidupan mereka dan juga berapa banyak hal yang telah mereka alami dan pelajari tentang perintah-perintah yang baru saja mereka ketahui," kata Dulson.

Baru-baru ini seri Just10 telah memenangkan persetujuan dari Gereja Inggris (CoE) sehingga digunakan dalam pengajaran dengan menyatakan bahwa keimanan perlu diperbaharui di setiap generasi.

Tidak semua gereja dan lembaga Kristen menerima dan menyambut baik 'moderenisasi' Sepuluh Perintah, beberapa pribadi diantaranya menyatakan bahwa didalam Alkitab, dengan jelas dikatakan bahwa Tuhan mengutuk mereka yang mengurangi atau menambah firman Tuhan.

"Mengapa kalian melakukan hal ini [membuat Just10], ketika firman Tuhan selalu relevan hingga kini setelah sekian lama melalui sejarah?, tulis William, di halaman Facebook J. John.

Sedang user lainnya, Tim H. Coad membalas komentar William dengan menekankan Just10 tidaklah 'menyederhanakan' Sepuluh Perintah, namun menunjukan apa yang telah Tuhan berikan kepada Musa di Gunung Sinai, sangatlah selaras dengan apa yang dihadapi umat percaya pada masa kini.

"Injil tidak pernah berubah, namun cara kita menyampaikannya yang berubah," tulis Coad. (Telegraph/ChristianPost/TimPPGI)