Thursday 15 March 2012

Thursday, March 15, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Biksu Buddha Bantu Pembangunan Klinik Gratis Gereja Katolik di Madalay. COLOMBO (SRILANKA) - Sebuah mimpi imam Katolik untuk membuka klinik gratis bagi orang yang membutuhkan di Mandalay, Sri Lanka, telah terwujud berkat upaya dari seorang biksu Buddha.

Pastor John Aye Kyaw, kepala paroki Katedral Hati Kudus Mandalay mengatakan hal itu berhasil setelah ia mengungkapkan kepada kelompok lintas agama Mandalay terkait keinginnya itu.

Seinnita, seorang biksu Buddha yang terlibat dalam karya proyek sosial, hadir dalam pertemuan tersebut dan menawarkan jasanya untuk membuat mimpi imam itu menjadi kenyataan.

Biksu yang mengelola Yayasan Terang Asia untuk kegiatan sosial seperti bantuan bencana, donor darah, mengatakan ia dan seorang biarawan lain membuat ruang untuk klinik di halaman biara mereka.

Klinik ini mulai dibuka pertama kalinya awal bulan ini dan memiliki 15 relawan dokter dan sejumlah perawat.

Sebuah kelompok yang terdiri dari 13 relawan mengelola klinik itu. Dalam waktu singkat klinik itu telah menerima lebih dari 300 pasien.

Imam itu membayar sekitar US $ 7.400 untuk membangun klinik itu dan sedang memberikan pelayanan kepada para pasien.

Para donor juga memberikan kontribusi sekitar $ 1.350 pada pembukaan klinik itu, demikian Khin Than Myint, seorang relawan melayani sebagai akuntan klinik itu.

“Klinik ini adalah proyek penting bagi masyarakat lokal dan saya sangat bangga bahwa agama-agama dapat bersatu untuk membuat hal ini terwujud,” kata Biksu Seinnita.

“Kami membutuhkan lebih banyak klinik tidak hanya di Mandalay, tetapi terutama di daerah-daerah pedesaan. Kerja sama antara pemimpin agama dapat menjadi peran utama dalam memajukan klinik itu,” tambahnya.

Dengan bekerja sama adalah sebuah pengalaman yang menarik, kata Pastor Aye Kyaw.

“Hubungan di antara kami akan dikembangkan lebih lanjut melalui klinik ini, Bhiksu Seinnita dan saya sudah menganggap diri kami sebagai saudara,” katanya.

Semua agama harus bekerja dalam satu semangat. “Kita semua perlu bekerja sama bagi seluruh umat manusia tanpa tujuan politik,” katanya. (Ucanews/CathnewsIndonesia)