Sunday 4 March 2012

Sunday, March 04, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Ditegur Para Pemimpin Kristen dan NAACP, Franklin Graham Minta Maaf atas Komentarnya Meragukan Iman Kristen Presiden Barack Obama.
WASHINGTON D.C (AS) - Kontroversi tentang keimanan Presiden Barack Obama dikalangan warga Amerika Serikat terus bergulir. Kini warga Amerika terbagi dua dalam menilai keimanan Presiden Obama, ada yang menganggapnya sebagai seorang Kristen, sedang lainnya menilai Presiden Obama adalah seorang Muslim, malah ada pula yang menggapnya seorang anti-Kristus.

Kontroversi pun merebak, termasuk penginjil terkemukan Franklin Graham yang diwawancarai dalam sebuah program dalam stasiun TV, MSNBC pada Selasa 21 Februari 2012.

Beberapa ucapan kontroversial yang seharusnya tidak dikeluarkan, dilontarkan oleh anak penginjil Billy Graham ini.

Saat diwawancarai dalam program 'Morning Joe', Graham secara tersirat meragukan iman Presiden Obama.

"Anda harus bertanya padanya [Obama]. Saya tidak dapat menjawab pertanyaan itu [untuk menilai] semua orang. Yang saya tahu, saya adalah orang berdosa dan Tuhan mengampuni dosa-dosa saya, "jawab Graham.

Tetapi, lanjut Graham, ia juga secara 'kategoris' tidak dapat mengatakan Obama bukanlah seorang Muslim, sebab selama pemerintahannya imigran asal negara Islam mendapatkan 'akses bebas' ke Amerika Serikat.

Selain juga pandangan dunia Muslim yang melihat Obama sebagai 'anak Islam.' Dengan pertimbangan ayah, kakek, dan buyutnya adalah seorang Muslim, sehingga dibawah hukum Islam para Muslim melihatnya sebagai seorang Muslim.

Pernyataannya itupun menuai tanggapan dan kecaman dari berbagai komunitas Kristen terutama dari kaum Kristen kulit hitam dan pemimpin Kristen lainnya.

Dalam press releasenya pada Selasa (28/02/2012), National Association for the Advancement of Colored People (NAACP), sebuah organisasi advokasi yang melindungi hak asasi kaum kulit berwarna (Amerika-Afrika, Hispanik, Asia dan Pasifik) di Amerika, bersama para pemimpin denominasi Gereja di Amerika, mengutuk pernyataan penginjil Franklin Graham yang meragukan keimanan Presiden Obama.

"Kami sangat terganggu dan kecewa dengan pernyataan yang dibuat oleh Rev Franklin Graham selama wawancara dengan MSNBC yang mempertanyakan apakan Presiden Obama adalah seorang Kristen."
Surat terbuka itu ditandatangani oleh puluhan pemimpin Gereja dan komunitas Kristen, beberapa diantaranya Dr Carrol Baltimore pemimpin Gereja Baptis Progressif Nasional (PNBC), Pendeta John R. Bryant, pendeta senior AME Church, Dr Julius Scruggs pemimpin Konvensi Baptis Nasional (NBC) dan Pdt Stephen Thurston pemimpin Konvensi Baptis Nasional di Amerika (NBCA).

NAACP dan para pemimpin Kristen juga menyatakan serangan terhadap iman Kristen Presiden Obama dalam pernyataan-pernyataan itu adalah "senjata dalam politik adu domba," serta memberikan pengaruh buruk kepada warga Amerika dan khususnya melukai umat Kristen.

"Sebagai pemimpin, pendeta dan terutama pengikut Yesus Kristus dari berbagai denominasi Kristen; Kami mendapati kesukaran besar atas tindakan baru-baru ini yang dilakukan beberapa pemimpin keagamaan yang menggunakan iman sebagai sebuah senjata politik," tulis surat terbuka itu.

Selain itu para pemimpin Kristen itu menunjukkan keprihatinan mereka terhadap komentar penginjil Franklin Graham yang juga dinilai telah masuk dalam usaha rasial dengan tidak mempercayai kepemimpinan Obama selama menjadi Presiden.

Mereka juga mengajak Graham dan semua pemimpin Kristen di Amerika agar menjadi contoh apa yang Yesus Kristus ajarkan dan mengingatkan untuk tidak menggunakan Kekristenan sebagai alat politik mengadu domba.

Mendapati dirinya ditegur, Franklin Graham pun menanggapi dengan menyatakan permohonan maaf, pada Selasa (28/02/2012).

Kepada ChristianPost, Graham menyatakannya, "Saya menyesal dengan komentar-komentar yang saya buat yang menimbulkan keraguan atas keimanan presiden kita, tuan Obama."

"Presiden telah mengatakan dirinya adalah seorang Kristen dan saya menerima hal itu [yang diakuinya dalam setiap kesempatan]. Saya meminta maaf kepadanya dan kepada siapa saja yang kecewa dengan saya [juga untuk] tidak membahas alasan saya mengapa tidak mendukungnya dalam pemilihan [presiden berikutnya]. Imannya tidak berkaitan dengan pilihan saya kepadanya sebagai seorang kandidat," terang Graham.

Graham selanjutnya mengatakan dirinya tidak dapat memilih Obama karena sikapnya yang mendukung aborsi melalui undang-undang kesehatan dan menentang pernikahan tradisional dengan mengakui pernikahan sesama jenis kelamin.

Sebab, menurut Graham "[aborsi dan pernikahan sesama jenis] merupakan sebuah serangan langsung terhadap patokan dasar dari Tuhan yang telah ditetapkan dalam Alkitab."

Selain itu, Graham juga mengatakan ini akibat 'ketidakpedulian' Presiden Obama selama ini yang 'mendiskreditkan' umat Kristen di dunia, Ia tidak tegas berbicara ketika banyak umat Kristen dibunuh dilecehkan dan dianiaya di negara-negara Islam, selain ribuan gedung gereja yang dirusak, dihancurkan, dibakar dan diledakkan. (ChristianPost/NBC/TimPPGI)