Monday 19 March 2012

Monday, March 19, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Protestan Maluku (GPM) Klasis Pulau Ambon Gelar Persidangan ke 43.
AMBON (MALUKU) - Dipastikan pada 15-17 April mendatang, Klasis Pulau Ambon, Gereja Protestan Maluku (GPM) akan menggelar persidangan yang ke-43.

Dalam persidangan tersebut juga direncanakan untuk memekarkan Klasis Pulau Ambon menjadi tiga bagian, yakni Klasis Pulau Ambon satu meliputi semua jemaat yang ada di Kota Ambon, Klasis Pulau Ambon dua berpusat di Passo dan meliputi seluruh jemaat yang ada pada kecamatan Baguala, sementara Klasis Pulau Ambon tiga berpusat di Desa Waiyame dan meliputi seluruh jemaat di Kecamatan Teluk Ambon dan Kecamatan Leihitu Barat.

“Persidangan klasis kali ini akan dipusatkan di Jemaat GPM Allang sementara para peserta seluruhnya berasal dari 62 jemaat yang ada di lingkup Klasis Pulau Ambon. Sedangkan pemekaran klasis ini dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah rentang kendali,” Jelas Ketua Klasis Pulau Ambon, Pendeta Minggus Mayaut, kepada Siwalima di ruang kerjanya, Rabu (14/03/2012).

Sementara jumlah peserta yang akan mengikuti persidangan ini, kata Mayaut, sebanyak 473 orang terdiri dari peserta biasa sekaligus yang punya hak suara sebanyak 248 orang dan peserta luar biasa sebanyak 225 orang, mereka ini tidak mempunyai hak suara namun mempunyai hak bicara dalam persidangan.

Persidangan klasis ini digelar bertujuan untuk mengodok berbagai problematika baik itu dari segi sosial dan lingkungan serta menyusun Rencana Strategi (Renstra) yang akan mengakomodir semua kegiatan yang ada di Klasis Pulau Ambon termasuk menetapkan program tahunan dan penetapan Anggaran Pendapatan Klasis Pulau Ambon pada periode mendatang.

Dalam persidangan ini juga akan memutuskan rencana pemekaran klasis menjadi tiga bagian.

“Jumlah peserta memang cukup banyak karena Klasis Pulau Ambon ini merupakan klasis yang cukup besar karena terdiri dari 62 jemaat yang tersebar di Pulau Ambon,” ungkapnya.

Dijelaskan, persidangan tahun ini akan berlangsung di bawah sorotan tema ‘Tuhan Itu Baik Kepada Semua Ciptaannya’ sementara sub tema ‘Menjadi gereja yang dibaharui untuk mewujudkan kebersamaan dengan sesama dan alam semesta ciptaan Tuhan’. (Siwalima)