Friday 2 March 2012

Friday, March 02, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Rapat Pendeta Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) Tahun 2012.
JAKARTA - Rapat konsolidasi para pendeta Gereja Kristen Protestan Pakpak Dairi (GKPPD) tahun 2012 dilangsungkan guna meningkatkan standar pelayanan menghadapi globalisasi, moderenisasi dan perubahan, temasuk perlawanan terhadap diskriminasi kepada minoritas di Indonesia.

Konsolidasi yang bertemakan di utus untuk berbuah, terambil dari ayat Firman Tuhan (Yohanes 15:16) dihadiri oleh Drs. Sahrianta Tarigan, MA. (anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta), Romo Magnis Suseno (KWI), Sekjen PGI Gomar Gultom, dan Imdad (Wasekjen NU), dan moderator Favor Bancin (Sekretaris Eksekutif Bidang Marturia PGI)

Dari perspektif anggota legistatif Sahrianta mengatakan, Diskriminasi terus terjadi diberbagai daerah, bagaimana masyarakat minoritas Negara Indonesia diperlakukan. Bahkan kongres Syariat Islam telah berjalan di Indonesia.

Dibuka oleh Presiden SBY, menurut Sahrianta, bersama anggota legislatif lainnya mereka akan terus memperjuangkan serta mempertahankan Pancasila dan UUD 45. Dan menghalau Indonesia dari tekanan lembaga-lembaga Islam.

"Perjuangan mempertahankan Pancasila dan UUD '45 juga perjuangan mencegah NII dan Syariah," tegas Sahrianta Tarigan di Graha Bethel Jakarta, Kamis (23/02/2012).

Bangun Silahturahmi
Sementara itu, Romo Magnis Suseno mengatakan, masyarakat lokal tidak boleh merasa terancam dari mayoritas. Jalin satu hubungan tolerasi untuk hidup berdampingan.

"Harus membangun hubungan dengan Islam lokal. Pastor harus bersilahturahmi dengan tokoh Islam di daerah. Maka akan berlangsung hubungan yang baik antara masyarakat setempat," ungkap Romo Magnis.

Lebih lajut Magnis mengatakan, dasar negara harus berjalan secara adil dan benar. Lalu jangan lelah untuk menjalin hubungan terhadap kaum mayoritas.

"Kita menuntut negara [agar] hak UUD 45 dijalankan dan dijamin. Tetapi kita jangan capai membangun hubungan yang baik," tegas Magnis. (Reformata)