Monday 16 April 2012

Monday, April 16, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Berita tentang Kehadiran 17 Uskup Se-Indonesia di Perkawinan Cathy Sharon - Eka Kusuma, Tidak Akurat.
JAKARTA - Berita perkawinan model-artis Cathy Sharon dengan Eka Kusuma di Gereja Paroki Fransiskus Xaverius di Kuta, Bali, Sabtu (14/04/2012) yang dilansir berbagai media sekular dengan menonjolkan 'kehadiran' 17 uskup se-Indonesia telah menuai kontroversi di banyak milis katolik.

Utamanya, mereka mempertanyakan mengapa sampai 17 uskup ‘bersedia’ menjadi wali gereja untuk meresmikan perkawinan selebriti ini, sementara di banyak kesempatan tak banyak umat ‘biasa’ bisa menggaet uskup untuk menikahkan mereka.

Apalagi, kalau umat itu dari kalangan sangat biasa. Bahkan mencari pastur untuk memberikan Sakramen Perminyakan Suci pun tak jarang juga susah.

Menurut Mathias Hariyadi, seorang blogger Katolik yang tulisannya dipublikasikan di Sesawi.net. Ia mempertanyakan apakah Gereja Katolik –dalam hal ini para bapa Uskup dan pastur— apakah mereka sudah mulai ‘pilih kasih’?

"Ini pertanyaan bernada kritik dan kontroversial menanggapi berita yang kurang akurat tersebut" tukasnya.

Sembrono
Sangat mungkin kalau wartawan peliput acara perkawinan Cathy Sharon-Eka Kusuma itu tidak bisa membedakan mana uskup dan mana pula pastur ‘biasa’.

Nah, ketika diadakan sesi pemotretan pengantin dengan jajaran para imam –termasuk Uskup—hingga mencapai angka 17, dengan gampang pula diambil kesimpulan ‘sembrono’: yang mengijabkan pasangan pengantin bernama Cathy Sharon-Eka Kusuma itu adalah 17 Uskup!

Wah….dan dalam sekejap, sejumlah komentar miring pun bermunculan dimana-mana. Terutama yang menyangkut soal isu Gereja pilih kasih itu.

Empat Uskup sebagai Tamu

Seorang pastur yang kebetulan datang menjadi wakil Gereja dalam misa perkawinan itu sedari awal mengatakan, tidak ada perlakukan istimewa yang diperlihatkan kelima uskup itu kepada model-artis Cathy Sharon.

Juga dikatakan adalah tidak benar yang datang dalam misa perkawinan itu 17 orang uskup. Yang benar adalah 5 orang uskup yakni dari Semarang, Padang, Maumere, Ende dan ‘tuan rumah’ Denpasar.

Selain itu romo juga mengungkapkan, tidak benar lima uskup tersebut datang dan menjemput Cathy dan kemudian mempersilahkan pasangan calon pengantin ini diarak dan dipersilakan mencium altar.

Sebab liturgi perkawinan mereka berlangsung mengikuti tata cara Gereja Katolik dan misa perkawinan mereka hanya dipimpin oleh Mgr. Silvester San Pr, Uskup Denpasar.

“Lima uskup dan 12 imam lainnya yang hadir memberkati perkawinan mereka itu adalah undangan dan bagian dari keluarga Eka Kusuma,” demikian bunyi rilis resmi dari keluarga Eka menyikapi komentar sinis dan di luar proporsi yang beredar di banyak milis Katolik.

Kepada Sesawi.Net, romo yang juga hadir dalam misa perkawinan itu menyebutkan bahwa hadirnya para uskup dan romo itu lebih karena mereka ingin menunjukkan penghargaan dan apresiasi terhadap keluarga pengantin pria yang selama ini telah berbuat kebaikan bagi Gereja.

“Jadi, tidak ada hubungannya dengan Cathy yang dikenal sebagai model dan artis,” tandas romo alumnus Seminari Mertoyudan tahun 1974 ini. (Sesawi)