Wednesday 18 April 2012

Wednesday, April 18, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Langkah awal Penegakkan 'Demokrasi' di Tunisa : Gereja-gereja Dipaksa Tutup.
TUNIS (TUNISIA) - Pasca revolusi di Tunisia, bermunculan gerakan-gerakan anti-Kristen yang memimpikan penerapan 'demokrasi' melalui syariat Islam. Dan salah satu bentuk penerapan 'demokrasi' tersebut yakni dengan menutup gereja-gereja yang ada serta membatasi aktifitas umat Kristen.

Menurut situs berita Tunisia, Al Quds, pada Selasa (03/04/2012), dibeberkan dari segelintir gedung gereja yang masih berdiri di Tunisia, Gereja Kristen Orthodoks di Tunisa yang terletak di pusat ibukota Tunis, dilecehkan dengan menerima 'pesan ancaman' dari kelompok Islam Salafi di negara itu.

Pelecehan itu dilakukan dengan menutupi salib yang ada di tembok depan dan samping gedung gereja dengan plastik sampah. Sedang pada hari-hari sebelumnya gereja tua itu dilempari dengan kotoran manusia.

Aksi kebencian para salafi ini dilakukan terus menerus setelah negara itu dikuasai oleh pemerintahan Islam, dengan tujuan akhir agar umat Kristen dapat keluar dari Tunisia.

Warga gereja yang ditemui, mengakui hidup dalam suasana penuh ancaman sehingga mereka meminta bantuan kepada kedutaan besar Rusia di Tunisa agar menyuarakan aspirasi mereka kepada Kementrian Dalam Negeri agar dapat 'melindungi gereja', sebab sejak revolusi di Tunisa, umat Kristen di negara itu telah menjadi warga kelas dua yang selalu diabaikan pemerintah.

Selain Gereja Orthodoks, beberapa gereja lainnya seperti Gereja Katolik dan Gereja Protestan telah lebih dahulu ditutup. Para salafi ini menyatakan, mereka tidak ingin melihat lagi Salib dan Umat Kristen di negeri itu.

Sebagai negara awal penyebar benih revolusi di Timur Tengah, Tunisa menyatakan diri sebagai negara yang berhasil menjalani perubahan, termasuk 'toleransi' di lingkungan masyarakat. Sayangnya 'toleransi' ini juga termasuk memaksa 'kaum kafir' di negara itu untuk tunduk pada aturan agama mayoritas, termasuk larangan mengekspresikan 'agama kafir' yang menurut mereka tidak sesuai dengan 'demokrasi' ala Islam. (JW/AlQuds/RoP/TimPPGI)