Saturday, 28 April 2012

Saturday, April 28, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Muhammadiyah dan Komunitas Sant’Egidio Tandatangani Kerjasama tentang Satu Kemanusiaan, Satu Tujuan, Satu Tanggung Jawab.
JAKARTA - Ketua PP  Muhammadiyah, pemimpin organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, dan Presiden Komunitas  Sant’Egidio – yang berbasis di Italia,menandatangani sebuah Nota Kesepahaman (MoU, Memorandum of Understanding) mengenai Kerjasama tentang Satu Kemanusiaan, Satu Tujuan, Satu Tanggung Jawab.

“MoU ini bersifat bilateral… antara dua organisasi yaitu Muhammadiyah dan Komunitas  Sant’Egidio yangmemiliki tanggung jawab yang sama dalam membantu umat manusia terbebas dari belenggu-belenggu kemanusiaannya seperti kemiskinan dan kebodohan,” kata Din Syamsuddin saat konferensi pers usai penandatanganan MoU di Kantor PP Muhammadiyah di Menteng, Jakarta Pusat, kemarin.

Selain kemanusiaan, lanjutnya, MoU itu juga mencakup kerjasama dalam meningkatkan perdamaian melalui dialog antaragama antara umat Islam dan Kristiani, khususnya, dan melalui resolusi politik.

Menurut Din, program-program konkret akan dibuat segera setelah penandatanganan MoU itu. “Kami bisa melakukan aksi-aksi kemanusiaan bersama. Apa yang sudah kami lakukan selama ini adalah mengadakan dialog antaragama dan mencari resolusi terhadap berbagai konflik. Untuk program-program lainnya, kami akan membahasnya segera,” katanya.

“Saya harap kerjasama ini sungguh diimplementasikan. Kerjasama ini sudah dimulai, maka saya harap ini bisa ditingkatkan. Apa yang seharusnya kami, termasuk ormas-ormas Islam, lakukan adalah menjadikan dunia tanpa kekerasan. Inilah yang ingin kami capai,” lanjutnya.

Ia juga mengatakan bahwa kerjasama itu bukan yang pertama bagi Muhammadiyah, karena organisasi ini telah membangun kerjasama serupa dengan pemerintah dari negara-negara lain.

Sementara itu, Marco Impagliazzo mengaku puas dengan penandatanganan MoU tersebut. “Ini adalah sebuah komitmen nyata. Kami akan mengadakan beberapa kegiatan, termasuk membantu anak-anak yang membutuhkan,” katanya.

Alasan Komunitas Sant’Egidio memilih Muhammadiyah dalam kerjasama itu adalah rasa suka, lanjutnya.“Muhammadiyah mewakili spiritualitas di Indonesia, khususnya caranya dalam mengatasi kemiskinan dan meningkatkan perdamaian.”

Indonesia juga merupakan contoh bagaimana orang dari latar belakang agama yang berbeda bisa hidup berdampingan,katanya. “Perbedaan adalah sebuah kekuatan, bukan kelemahan.”

Dalam MoU itu, kedua pihaksepakat untuk menciptakan berbagai prakarsa kemanusiaan dan kebudayaan untuk menunjang dialog. Prakarsa-prakarsa ini akan diimplementasikan melalui seminari, proyek-proyek tematis, dan kegiatan-kegiatan lain yang dianggap sesuai untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Kedua pihak juga berkomitmen untuk semakin membangun sinergi dengan berbagai institusi, pemerintah, dan asosiasi dari negara masing-masing. (Ucanews-Indonesia)