Tuesday, 3 April 2012

Tuesday, April 03, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Pemerintah Kuba Nyatakan Jumat Agung sebagai Hari Libur Nasional.
HAVANA (KUBA) - Pemerintah Komunis Kuba mengatakan peringatan wafatnya Yesus Kristus yang akan jatuh pada hari Jumat depan sebagai hari libur nasional.

Keputusan ini dikeluarkan setelah Paus Benediktus XVI yang berkunjung ke Kuba meminta agar pemerintah Kuba memperhatikan hal tersebut.

Jumat Agung atau kerap disebut sebagai 'Good Friday' merupakan hari yang khusus untuk memperingati wafatnya Yesus Kristus dan merupakan salah satu rangkaian penting dalam perayaan hari Paskah.

Keputusan Pemerintah Komunis Kuba ini merupakan sejarah tersendiri karena sejak tahun 1960 mereka tidak pernah menjadikan hari besar keagaamaan sebagai hari libur.

Dalam pernyataan resminya pemerintah Kuba mengatakan keputusan ini diambil oleh Presiden Raul Castro setelah kunjungan penting Paus ke negara itu dinilai sukses.

Namun libur Jumat Agung hanya akan diberlakukan pada tahun ini, pemerintah Kuba masih akan mempertimbangkan apakah penetapan ini bisa permanen untuk tahun berikutnya.

Langkah Paus Benediktus XVI untuk membujuk Pemerintah Komunis Kuba menjadikan hari libur keagamaan sebagai hari libur nasional pernah juga dilakukan oleh Paus Yohanes Paulus II.

Saat itu Paus Yohanes Paulus II yang berkunjung ke Kuba tahun 1998 meminta kepada Fidel Castro supaya menetapkan Natal sebagai hari libur nasional.

Sambut hangat
Sejumlah laporan menyebutkan warga di Kuba menyambut hangat tambahan libur nasional dalam kalender harian mereka.

"Setelah 50 tahun mereka mengatakan bahwa gereja merupakan sesuatu yang buruk, kini mereka mengatakan gereja merupakan sesuatu yang baik dan kami mendapatkan libur di hari Jumat Agung," kata seorang pekerja Kuba, Mirta Salgado kepada Associated Press.

"Saya bukan orang yang religius, bukan Katolik dan tidak terkait oleh hal-hal seperti itu tapi setidaknya Jumat ini saya tidak akan bekerja."

Paus Benediktus dalam kunjungan tiga harinya di Kuba meminta Kuba mengakui kebebasan paling mendasar dari manusia.

Kuba selama ini memang ketat dalam mengawasi kegiatan warganya dalam beribadah.

Selain meminta Kuba menghormati hak-hak dasar warganya, Paus juga mengkritik embargo AS terhadap negara itu yang telah berjalan selama 50 tahun.

Sampai tahun 1990-an hampir seluruh Kuba adalah Atheis dan sekitar lebih dari 10 persen warganya menganut Katolik.

Meski demikian gereja masih menjadi salah satu organisasi yang berpengaruh di luar pemerintahan Komunis Kuba.

Hubungan Gereja dengan pemerintah Kuba terus berkembang belakangan ini, sejumlah pemimpin gereja Katolik berhasil memediasi pembebasan tahanan politik. (Kompas)