Tuesday, 1 May 2012

Tuesday, May 01, 2012
1
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Bukti Toleransi! Dua tugu Salib Berdiri Didepan Masjid Ash-Sholihin Abepura.
JAYAPURA (PAPUA) - Apakah tugu salib ciri khas umat Kristen dapat berdiri di di depan Masjid?, apakah mungkin hal itu terjadi di Indonesia?. Jawabannya adalah: Iya, hal itu dapat terjadi dan hanya dapat terjadi di Papua.

Bukti toleransi antara umat Kristen dan Islam di daerah mayoritas Kristen ini terletak di sebuah wilayah di Kota Jayapura, tepatnya di samping Masjid ash Sholihin, di Jalan Serui, Abepura.

Walau dianggap 'kontroversial' oleh segelintir orang yang memiliki pandangan sempit, bagi warga sekitar, salib tersebut dinilai sebagai penyambung hubungan antara umat Kristen dan Muslim di lingkungan itu.

"Orang dari seluruh Jayapura juga heran, masa bisa ada salib depan mesjid?," tutur Bodwin Rumbiak, seorang warga yang rumahnya berada disamping masjid mengisahkan sikap beberapa orang terhadap penempatan salib tersebut.

Rumbiak menuturkan, dua salib berwarna putih yang berdiri sebagai gapura masuk lingkungan dan terletak berdekatan dengan masjid dan sekolah dasar (SD) milik Muhammadiyah dan STAIN al-Fatah ini didirikan oleh persekutuan kaum bapak (PKB) wig dua dari Gereja Kristen Injili (GKI) Tanah Papua Jemaat Harapan Abepura, beberapa minggu menjelang Paskah tahun 2010.

"Ini dibuat sebagai monumen jelang Paskah dua tahun yang lalu dan sejak saat itu setiap menjelang paskah, salib tersebut selalu dinyalakan dengan lampu, pada malam hari," ujar Rumbiak pada Sabtu (28/04/2012).

Terkait hubungan dengan warga Muslim, Rumbiak mengungkapkan "Warga masjid tidak terganggu dengan salib itu, mereka tidak keberatan, dan tidak tunjukkan sikap menentang."

Hubungan toleransi dilingkungan itu menurutnya tidak terganggu dan menjadi lebih erat. "Biasa kalo pas mo ibadah jumat, atau hari-hari raya Islam, anak-anak kompleks biasa duduk-duduk di depan jalan masuk kompleks, sambil menjaga-jaga kendaraan yang di parkir untuk solat."

Hal ini diakui juga oleh Ustad masjid al-Salihin, dengan menyatakan jamaah disekitar secara umum tidak terganggu dengan salib tersebut, sebab salib tersebut tidaklah menggangu akidah mereka.
"Ada banyak yang bertanya, namun secara umum jamaah menganggap selama tidak menggangu ibadah ya tidak apa-apa," ujar Ustad Imam.

Ia juga mengakui dirinya juga ditemui beberapa orang Muslim yang fanatik yang mempertanyakan salib tersebut, namun hal itu tidak menjadi masalah besar sebab umat Kristen dan Muslim yang telah lama hidup di Papua tidak dapat terprovokasi dengan orang-orang tersebut.

"Kita anggap mereka [warga Kristen Papua] sebagai saudara kita, kita tidak terlalu terganggu dengan hal-hal seperti itu [provokasi kelompok fanatik] dan menganggap masing-masing menjalankan ibadah sesuai agamanya." Sebab, lanjutnya "Kehidupan persaudaraan di Papua masih erat sehingga hal-hal itu tidak akan menjadi pemicu konflik." (TimPPGI)