Tuesday 8 May 2012

Tuesday, May 08, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Bawah Tanah di China Menolong Pelarian Chen Guangcheng.
BEIJING (CINA) - Gereja bawah Tanah di Cina adalah sebagian dari organisasi yang membantu pelarian seorang aktifis kemanusiaan Cina yang tuna netra, Chen Guangcheng, dari penahanan pemerintah selama 4 tahun di penjara dan 18 bulan sebagai tahanan rumah.

Adalah pemimpin sebuah gereja bawah tanah, Bob Fu, yang menggunakan telepon seluler pribadinya guna menghubungkan Chen dengan anggota Kongres di Capitol Hill, Washington D. C, Amerika Serikat, yang kemudian memberikan Chen ijin agar melarikan diri ke Amerika. Seminggu setelah pelariannya dari penjara.

Diberitakan ChristianPost pada Sabtu (05/05/2012), para aktifis Kristen dan aktifis kemanusiaan yang membantu pelarian Chen ke kedutaan besar Amerika Serikat di Beijing kabarnya akan menghadapi tekanan dari pemerintah Cina.  Sebab, kasus ini merupakan tamparan keras terhadap perlakuan kemanusiaan pemerintah Cina.

Ada juga kekhawatiran, pemerintah Cina bereaksi dengan menyegel dan menganiaya jemaat-jemaat dari gereja rumah di Cina yang berjumlah sekitar 30 sampai 60 juta anggota jemaat.

"Tetapi saya tidak takut dengan hal itu," ujar Pendeta Zhang Mingxuan seorang pemimpin gereja rumah di Provinsi Henan, "saya tidak membenci pemerintah, tetapi saya berdoa kepada pemerintah."

Selain itu, Zhang mengatakan "Walaupun Cheng Guangcheng bukanlah seorang Kristen, kami umat Kristen di Cina mendoakannya dan orang-orang yang diburu karena mengatakan kebenaran."

Chen ditahan pemerintah Cina pada tahun 2007 karena didakwa telah menggangu lalu lintas, vandalisme dan aksi yang melawan pemerintah. Sedangkan aksi sebenarnya yang dilakukan Chen adalah menulis berbagai artikel kritikan terhadap sikap pemerintah yang melakukan kekerasan terhadap warganya dengan menggunakan aturan-aturan diskriminatif, seperti pewajiban penduduk Cina agar memiliki satu orang anak, pemaksaan pengebirian, yang kebanyakan diterapkan kepada warga miskin. Selain dipaksa, warga miskin tersebut akan dipenjara dan dianiaya jika ketahuan memiliki bayi lebih dari satu. Sedihnya hal itu tidak dialami penduduk kaya di Cina, sebab hal itu dapat dinegosiasi dengan membayar pajak khusus.

Dengan tujuan menutup mulut Chen, pemerintah pun memenjarakannya selama 4 tahun, 3 bulan. Kemudian dilanjutkan dengan penjara rumah.

Melalui pertolongan para aktifis kemanusiaan dan Kristen di Cina, Chen kemudian dilarikan dari penjara rumah di sebuah wilayah di Provinsi Shandong pada sebulan lalu, seminggu kemudian ia muncul di sebuah video yang diunggah ke You Tube, dengan mengatakan, "Saya akhirnya dapat melarikan diri . Semua kisah tentang perlakuan brutal yang saya terima dari pemerintah dapat saya katakan benar."

Chen juga menceritakan kisah penangkapannya. "Mereka (aparat pemerintah) masuk dalam rumah saya dan belasan orang menganiaya istri saya. Mereka memukulnya hinggah jatuh kemudian ditutupi dengan selimut, [selanjutnya] mereka memukul dan menendangnya selama beberapa jam. Mereka juga melakukan kekerasan yang sama terhadap saya."

"Walaupun saya bebas, kekhawatiran saya semakin dalam," ucap Chen sedih. "Istri, ibu dan anak-anak saya masih berada di tangan iblis [pemerintah]. Mereka telah menganiaya keluarga saya dalam waktu yang lama dan pelarian saya hanya akan menambah kemarahan mereka." (ChristianPost)