Friday, 11 May 2012

Friday, May 11, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) gelar Konferensi Perempuan di Tarutung.
TARUTUNG (SUMUT) - Untuk mewujudkan visi dan misi sebagai pelayan kristus agar mampu dan kuat menghadapi berbagai tantangan dalam menjalani kehidupan. Jemaat Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) menggelar konferensi perempuan selama empat hari. sejak tanggal 3-6 Mei di Gedung Seminarium, Kecamatan Sipoholon, Tarutung.

Hal ini disampaikan Ketua Umum Konferensi Perempuan HKBP, Ani Rosma Napitupulu didampingi Sekretaris Umum Biv Sentiria Sitorus dan Bendahara Umum Pdt BM Siagian STh kepada wartawan pada konferensi pers, Selasa (01/05/2012) di Aula Gedung Seminarium.

Menurut istri Bupati Humbahas, Maddin Sihombing ini, adapun maksud konferensi perempuan yang diikuti minimal dua jemaat perempuan dari setiap resort itu dilaksankan untuk mempersiapkan dan memperlengkapi kaum perempuan agar mampu mewujudkan visi misinya sebagai pelayan kristus. Selain itu, agar kaum perempuan mampu dan kuat dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

“Melalui konferensi dan  pertemuan raya perempuan ini, kaum perempuan diharapkan bisa meningkatkan spiritual menuju kedewasaan iman di dalam persekutuan jemaat. Kemudian, mampu memiliki kepedulian akan masalah masalah sosial, agama yang berkembang di tengah masyarakat serta mampu menjadi perempuan kuat dan terampil,” paparnya.

Ditambah lagi, dalam usianya ke-150 tahun, HKBP telah melaksanakan Jubileum 150 Tahun HKBP. Dan pada kegiatan itu, perempuan berperan dalam mewujudkan visi dan misinya. “Melihat perkembangan zaman yang semakin maju dan tantangan besar yang akan dihadapi oleh gereja, maka  penting dilaksanakan pertemuan raya perempuan. Hal ini untuk melanjutkan visi tahun Jubelium HKBP yang ingin mengembalikan jati diri,” jelasnya.

Sebab, kedudukan laki-laki dan perempuan sama di hadapan Allah. Hal tersebut tertuang dalam garis garis besar kebijaksanaan dan pengembangan HKBP. Kegiatan ini, kata Ani, sudah beberapa kali digelar. Pertama sekitar tahun 1989 di Pematangsiantar, kedua tahun 1994 di Wisata Rohani Brastagi, ketiga tahun 1998 di Medan dan keempat sekitar tahun 2002 di Sipoholon.

“Masuknya pengabar injil ke tanah Batak tidak hanya fokus kepada kehidupan gereja. Namun telah menyentuh kehidupan masyarakat termasuk memperbaharui sikap masyarakat terhadap perempuan. Ini terlihat dari keikutsertakan anak-anak perempuan menerima bimbingan dari istri Zendeling tentang firman Allah. Karena para Zending menyadari bahwa perempuan ikut menentukan kualitas satu bangsa,” paparnya.

Adapaun kegiatan pada acara itu, mendengar ceramah dari Ephorus HKBP Pdt Dr Bonar Naiputupulu, Kepala Departemen Diakonia HKBP Pdt Nelson Siregar dan Ketua Umum Panitia Ani Rosma br Napitulu, kemudian ditutup kebaktian  minggu. (MetroSiantar)