Dikatakannya menanggapi sikap pemerintah yang terkesan menutup mata dan berat sebelah dalam menjaga toleransi antar umat beragama, serta membiarkan dan memelihara organisasi massa intoleran yang menggunakan topeng agama mayoritas guna menekan umat beragama lainnya.
Pdt Yewanggoe juga mengingatkan kepada pemerintah dan semua pihak yang peduli dengan kedamaian kehidupan beragama di Indonesia agar menemukan akar permasalahan dari aksi intoleransi yang gencar terjadi akhir-akhir ini.
"Ada satu pekerjaan rumah kita, mulai dari presiden, pemimpin agama atau siapapun; yaitu untuk menemukan sebabnya, mengapa bangsa kita yang sangat ramah dan yang sangat toleran, sangat rukun, pada waktu-waktu yang lalu, kok akhir-akhir ini menjadi bringas, menjadi cenderung tidak toleran" ucapnya.
Saya kira, lanjut Pdt Yewanggoe "Ini adalah sebuah pekerjaan rumah besar, saya melihat apa yang terjadi di penutuan rumah ibadah dan sebagainya hanyalah ekspresi dari 'sesuatu yang lebih besar' yang ada dibelakang." Sembari menjelaskan bahwa 'sesuatu yang lebih besar' itu adalah akar permasalahan dari sikap intoleransi yang dilakukan kelompok-kelompok bertopeng agama.
Dan tugas semua warga Indonesia untuk "menemukan sebabnya, mengapa kini tidak lagi rukun, padahal bangsa ini adalah bangsa yang rukun dari dulu," tandasnya. (TVOne/TimPPGI)
