Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Iklan Politik 'Catholics Called to Witness (CC2W)' jadi tenar, tapi Kontroversial.
WASHINGTON D C (AS) - Dalam iklan politik baru-baru ini, Catholics Called to Witness (CC2W) memberitahukan kepada umat Katolik untuk memantau semua masalah yang dihadapi Amerika Serikat saat memberikan hak suara pada pemilu November nanti, termasuk isu energi, lapangan kerja dan ekonomi.
Di antara isu-isu ini adalah pernikahan sesama jenis/gay, aborsi, dan kebebasan beragama atau mandat kontrasepsi. Iklan itu menekankan tiga isu tersebut yang ”akan mempengaruhi masa depan dan mungkin selamanya.”
Secara pribadi, saya berpikir iklan itu tepat sasar terkait aborsi dan mandat kontrasepsi/sterilisasi. Menurut saya, dua isu politik itu penting di musim gugur ini bagi setiap orang Katolik untuk berpendirian tegas bersama Gereja.
Namun, iklan ini secara alami menimbulkan kontroversi. Seorang yang menentang pesan iklan itu adalah Frank Cocozzelli, pengacara New York City yang menulis di blog Daily Kos.
Pertama, Cocozzelli mengatakan Catholics Called to Witness mengklaim beberapa masalah (kehidupan, perkawinan dan kebebasan beragama) adalah “non-negotiable,” dan menunjukkan mereka memprioritaskan masalah itu sebagai organisasi independen.
Hal ini secara teknis tidak akurat. Padahal kelompok itu mengatakan dalam iklan itu bahwa CC2W hanya mengulangi posisi resmi Gereja Katolik tentang isu-isu tersebut.
Sementara posisi moral Gereja dalam masalah yang tidak menyangkut kejahatan berat (seperti yang berkaitan dengan imigrasi, kesehatan dan keadilan sosial) akan didengar, Gereja mengakui bahwa kompleksitas masalah ini adalah keprihatinan moral, yang dapat diatasi dengan sejumlah proposal yang bisa diterima.
Dengan demikian, Gereja menghormati “penilaian yang bijak” dari para negarawan dan pengambil kebijakan, tanpa keberpihakan. (UCAN-Indonesia)
Beranda
»
amerika
»
amerika serikat
»
Gereja Katolik
»
luar negeri
»
politik
» Iklan Politik 'Catholics Called to Witness (CC2W)' jadi tenar, tapi Kontroversial
Sunday, 10 June 2012