Wednesday, 20 June 2012

Wednesday, June 20, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Memalukan! Dianggap Makanan Kristen, Salafi di Mesir Memfatwa Muslim Dilarang Makan Tomat.
KAIRO (MESIR) -  Sikap penuh kebencian yang ditunjukkan kelompok anti-Kristen di Mesir, tidak hanya terlihat ketika mereka mengumumkan hari bahagia mereka atas wafatnya pemimpin umat Kristen Koptik, Paus Shenouda III pada Maret lalu, tetapi juga terhadap segala hal yang berkaitan dengan kekristenan.

Selain melarang umat Kristen di Mesir untuk memperbaiki gedung gereja yang rusak akibat kerusuhan dan penyerangan yang dilakukan oleh mereka, sekte fundamentalis Islam, Salafi baru-baru juga mengumumkan sebuah pernyataan yang sangat aneh dan memalukan bagi umat muslim di negara itu; yakni muslim dilarang memakan tomat.

Fatwa aneh ini dikeluarkan oleh Assosiasi Islami Mesir, organisasi payung muslim Salafi di Mesir pada Senin (11/06/2012) setelah mereka telah mendapatkan bukti kuat yang menunjukkan bahwa tomat adalah 'makanan orang Kristen'.

Menurut penyelidikan intensif yang dilakukan pakar agama dan ahli tafsir Islam, didapati bahwa jika tomat dibelah menyamping, akan nampak bentuk salib sehingga dapat membuat muslim menjadi murtad, selain juga haram.

“Memakan tomat sangat dilarang karena mereka adalah milik orang Kristen. [Tomat] Sangat memuji salib dibanding allah dengan 'mengatakan' allah ada tiga [mengaitkannya dengan Tritunggal]," tulis pernyataan kelompok Salafi melalui halaman Facebook mereka, sembari mengajak muslim agar menyebarkan pernyataan tersebut.

Informasi ini, menurut fatwa, mereka terima dari seorang wanita Palestina yang melihat nabi Muhammad yang sedang menangis, karena mendapati para muslim di negaranya telah melahap tomat.

Fatwa kontroversial yang aneh dan memalukan ini disambut ribuan kritikan dan hujatan dari para muslim, selain menyesatkan, mereka sendiri menyadari bahwa hal ini malah membuat Islam semakin tidak masuk akal dan malah merunyamkan hubungan beragama mereka dengan umat Kristen di negara itu. (NowLebanon/JW/TimPPGI)