Friday 29 June 2012

Friday, June 29, 2012
1
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Memalukan! Setelah Kuasai Mesir, Salafi dan Ikwanul Muslimin Paksa Umat Kristen Koptik dan Yahudi Israel Berhenti Beribadah.
ALEXANDRIA (MESIR) -  Ketika ’janji toleransi beragama’ diserukan Mohammed Morsi kepada umat Kristen selama kampanye Presiden awal Juni 2012 lalu, banyak umat Kristen yang skeptis dengan hal ini, mereka meragukan janji tersebut. Sebab ‘toleransi’ yang dikoarkan muslim selama ini adalah toleransi semu yang mengabaikan kebebasan beribadah dan beragama.

Buktinya, dua hari sebelum Morsi dinyatakan sebagai Presiden Mesir, tepatnya pada Jumat (22/06/2012), beberapa gedung gereja tua milik umat Koptik di desa Basra, Distrik Amiriya, Alexandria, Mesir bagian Utara, diserang oleh kelompok muslim Salafi.

Diberitakan Mideast Christian News (MCN), ratusan muslim yang telah dikoordinir oleh Salafi mendatangi dan mengelilingi Gedung Gereja St Lyons yang sedang dipenuhi oleh ratusan jemaat yang berasal dari beberapa wilayah di sekitar Mesir.

Sebagai wilayah mayoritas Kristen di negara itu, Alexandria seringkali didatangi para peziarah Kristen yang datang ke gedung-gedung gereja bekas Rasul Markus dan rekannya yang mengabarkan Injil Kristus sejak abad ke 1.

Para fanatik ini memaksa umat Koptik yang sedang berdoa di dalam gedung tersebut agar keluar, dengan mengancam akan membakar gereja tua itu jika jemaat menolak permintaan mereka.

Imam gereja, Pater Severus yang menghubungi polisi guna meminta perlindungan, bukannya mendapat tanggapan yang baik, ia bersama jemaat malah dipaksa oleh aparat untuk mengikuti tuntutan muslim tersebut agar “nyawa mereka dapat selamat”.

Mendapati ancaman dari muslim dan pengabaian dari polisi, para peziarah tersebut dengan berat hati dan terpaksa menghentikan ibadah tersebut, dan mengarahkan jemaat keluar dari gereja menuju bus.

Saat bus melewati para intoleran, mereka dihujani dengan batu sehingga kendaraan tersebut mengalami penyok serta kaca yang pecah, selanjutnya imam gereja itu dilarang untuk menerima peziarah dari gereja lain, jika masih melawan, para fundamentalis Islam ini mengancam akan membakar dan menghancurkan gereja.

Sedangkan aksi intoleransi terhadap umat Yahudi dari Israel, terlihat ketika Kementrian Luar Negeri Mesir melalui websitenya pada Rabu (27/06/2012) menyatakan akan “menghentikan sementara”, perjalanan ziarah dan perayaan tahunan warga Yahudi di makam suci Rabbi Yaakov Abuchatzeira di Delta Sungai Nil, yang telah berlangsung sejak akhir abad ke 19.

“Sebab tidaklah tepat jika perayaan itu dilaksanakan sekarang dengan pertimbangan situasi politik dan keamanan di negara,” tulis mereka.

Pengumuman itu muncul setelah gerombolan massa dari Ikwanul Muslimim, melakukan aksi menghalangi jalur ziarah ke satu-satunya situs milik Yahudi yang terletak Mesir.

Dalam usaha penghalangan itu, seorang politikus Ikwanul, Gamal Heshmat menyatakan, kunjungan ke makam yang terletak di desa Daymouta, 180 kilometer dari utara Kairo, merupakan “misi bunuh diri” untuk warga Israel. (MCNDirect/INN/Copts/TimPPGI)