Friday, 8 June 2012

Friday, June 08, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Toleransi Antar Umat Beragama di Maluku Terbukti saat Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXIV.
AMBON (MALUKU) - Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXIV yang akan dimulai hari ini,selama 8–15 Juni,menjadi bukti bahwa Ambon dan umumnya Provinsi Maluku adalah daerah yang aman dan memiliki toleransi yang sangat tinggi.

Ini terlihat jelas saat persiapan menyambut perhelatan akbar tersebut,seluruh warga Ambon benar-benar antusias. Tidak hanya masyarakat muslim yang melakukan berbagai persiapan,umat Kristiani juga turut menyiapkan berbagai persiapan untuk menyukseskan acara tersebut.“MTQ ini bukan hanya milik umat muslim, melainkan milik semua umat beragama dan milik semua masyarakat Maluku,’’ kata Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Pendeta John Ruhulessin kepada harian SINDO.

Di kompleks-kompleks permukiman warga Kristen,mulai dari arah luar kota seperti Passo,Lateri,bahkan ke dalam kota di kawasan Karang Panjang dan Jalan Pattimura, terlihat indah dengan aneka lampu berwarna-warni yang dihiasi dengan lampion berbentuk bulan-bintang. Tak hanya itu,warga Kristen juga membuka lebar pintu rumah mereka jika ada peserta atau tamu MTQ yang tidak kebagian tempat menginap selama di  Ambon.Kampus Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Ambon juga siap dijadikan sebagai salah satu lokasi perlombaan MTQ Nasional.

Yang luar biasa lagi,dukungan terhadap pelaksanaan MTQ juga dilakukan melalui doa khusus 1.000 jemaat umat Kristiani di Gereja Katedral untuk kesuksesan pelaksanaan MTQ. Menurut Pendeta Ruhulessin, MTQ bukan hanya soal kepercayaan pemerintah, melainkan melalui MTQ,bagaimana membangun jati diri orang Maluku.Dulu Maluku pernah dilanda konflik,tapi konflik itu tidak boleh merusak tatanan hidup persaudaraan orang Maluku yang sejati. MTQ makin mempertegas hal tersebut.‘’MTQ di Maluku membuktikan bahwa di Maluku ada damai dan ada cinta kasih yang luar biasa," ujar Pendeta Ruhulessin.

Menurutnya,gereja dan umat Kristiani di Maluku sangat bangga atas kepercayaan pemerintah untuk melaksanakan eventkeagamaan umat Islam di Kota Ambon.Ini bukti bahwa masa lalu yang kelabu bukanlah suatu tantangan dan halangan guna merajut kembali kehidupan kebersamaan dan persaudaraan yang sudah merupakan tradisi orang Maluku.

“Karena itu,atas nama Sinode GPM dan seluruh umat Kristiani di Maluku,saya menyampaikan selamat datang kepada para peserta dan rombongan seluruh provinsi di Indonesia.Kami cinta damai dan persaudaraan sejati," tuturnya.

Uskup Diosis Amboina Mgr P C Mandagi bahkan memberikan Wisma Gonzalo Veloso, salah satu lokasi asrama umat Katolik,untuk ditempati secara gratis bagi para peserta atau tamu MTQ yang tidak kebagian tempat.Toleransi yang tercipta dalam perhelatan di Kota Ambon memang terlihat sangat unik. Untuk upacara pembukaan di Lapangan Merdeka Ambon yang rencananya akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono malam ini,sebagian pengisi acara adalah siswasiswi SMA yang beragama Kristen.Demikian pula dengan acara kesenian,tari-tarian, banyak melibatkan warga Kristen di sana.

Tak hanya umat Kristen yang berpartisipasi, umat Hindu dan Budha di Kota Ambon pun memperlihatkan hal sama.Mereka bahkan ikut partisipasi dalam Pawai Ta’aruf yang berlangsung kemarin sore. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Maluku Idrus Toekan sangat terharu dengan toleransi umat beragama,khususnya Kota Ambon.

"Bayangkan saja,umat Kristen, Hindu,Budha,semuanya punya partisipasi yang sangat luar biasa.Itu artinya,kita umat muslim harus benarbenar kerja keras untuk kesuksesan MTQ Nasional ini," katanya.

Hingga kemarin seluruh peserta sudah berada di Kota Ambon dan siap mengikuti lomba.Acara diawali dengan Pawai Ta’aruf yang diikuti seluruh kontingen dari 33 provinsi. Hujan deras yang mengguyur Kota Ambon tak menyurutkan semangat mereka. (Sindo/Kompas)