Thursday, 26 July 2012

Thursday, July 26, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Bukti Toleransi! Masjid Al-Muqarrabin dan Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Jemaat Manahaim di Tanjung Priok.
JAKARTA - Ada pemandangan menarik di Jalan Enggano No 52 Tanjung Priok, Jakarta Utara. Masjid dan gereja berdampingan. Masjid Al-Muqarrabin persis berdempetan dengan Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Jemaat Mahanaim.

Ketua Jemaat Gereja Mahanaim Pendeta Nyonya Tatalede Barakati menjelaskan, bangunan gereja sudah berdiri sejak tahun 1957. Menurutnya, Masjid Al-Muqarrabin berdiri dua tahun setelah gereja berdiri.

"Gereja ini (usianya) sudah masuk ke-55 tahun, dibangun dari tahun 1957. Sedangkan masjidnya baru ada sekitar dua tahun setelah gereja berdiri. Satu tembok, satu dinding," kata Pendeta Tatalede Barakati saat ditemui Kompas.com di Gereja Mahanaim, Jakarta Utara, Selasa (24/07/2012).

Tatalede mengatakan, hubungan yang sudah terjalin antara pengurus gereja dan masjid tidak pernah menemui masalah. Apabila ada acara keagamaan, seperti bulan suci Ramadhan, Lebaran, atau Natal, mereka saling mendukung. Meskipun demikian, pihak gereja mengaku belum pernah membuat acara bersama.

"Kalau acara bersama sih belum ada, tetapi kita saling mendukung. Kami memberikan bantuan juga. Kalau mereka (pihak pengurus masjid) butuh apa, mereka biasanya memberi tahu kami. Begitu pula sebaliknya," tutur Tatalede.

Di bulan Ramadhan ini, pihak gereja menjadwalkan akan menggelar buka puasa dengan menyediakan takjil. Sebab, kegiatan serupa juga pernah digelar pada Ramadhan tahun lalu. Namun, hingga kini Tatalede mengaku masih menunggu kabar dari pihak masjid untuk acara buka bersama itu.

Biasanya, kata Tatalede, buka puasa bersama dilakukan pada pertengahan Ramadhan yang diorganisasi pihak masjid dan melibatkan warga sekitar. Tahun lalu buka puasa bersama diadakan di sekitar Jalan Melur I, Koja, Jakarta Utara, tak jauh dari lokasi gereja-masjid.

"Pada bulan puasa lalu kami membagikan santapan berbuka, seperti kolak. Biasanya dilakukan pertengahan Ramadhan. Kita menunggu kabar dari mereka (pihak masjid)," kata Tatalede.

Saat Lebaran pun, kata Tatalade, pihak gereja turut membantu mempersiapkan untuk shalat Idul Fitri. Misalnya, jika shalat Id bertepatan pada Minggu, pengurus gereja bersedia mengalah dengan cara meniadakan acara mereka. Sementara apabila pihak gereja menggelar ibadah, maka pihak pengurus masjid mempersilakan lahan parkirnya digunakan jemaat gereja.

"Selama 55 tahun itu ya hubungan kita akrab. Kami saling mengunjungi. Kami saling perhatian. Kami anggap saudara," ujar Tatalede.

Namun, kini masjid dan gereja yang berdiri harmonis itu akan direlokasi dengan alasan pelebaran jalan. Gereja akan direlokasi ke Jalan Melur No 5, RT 006 RW 013, Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Gereja baru sedang dalam proses pembangunan. Sedangkan Masjid Al-Muqarrabin belum diketahui akan dipindah ke mana. (Kompas)