Thursday, 26 July 2012

Thursday, July 26, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Tutupi Kasus Pelecehan Pastor, Uskup William Lynn Terancam Dipenjara Enam Tahun.
PHILADELPHIA (AS) - Seorang uskup Gereja Katolik di AS dihukum tiga sampai enam tahun penjara karena menutupi-nutupi kasus pelecehan seksual terhadap anak yang dilakukan pastor yang dipimpinnya. Uskup itu, William Lynn, menjadi pejabat pertama dalam Gereja Katolik AS yang dihukum karena menutupi-nutupi klaim pelecehan seksual oleh para imam.

Hakim dalam kasus itu, Teresa Sarmina, mengatakan, Lynn "membiarkan para monster dalam jubah para klerus... menghancurkan jiwa anak-anak".

Uskup Lynn, mantan sekretaris para imam di Keuskupan Agung Philadelphia, menangani penugasan para imam dan keluhan tentang kekerasan seksual terhadap anak pada 1992-2004. Ia dituduh telah memindahkan para imam bermasalah di salah satu paroki terbesar di negara itu dan menutup-nutupi keluhan terkait pelecehan seks itu dari mata publik.

"Anda tentu tahu baik apa yang benar, Monsignor Lynn. Namun, Anda memilih yang salah," kata Hakim Teresa Sarmina.

Lynn menjadi pejabat pertama dalam Gereja Katolik AS yang dihukum karena penanganannya terhadap klaim pelecehan seksual, yang mengguncang Gereja Katolik selama lebih dari satu dekade.

Ia divonis pada Selasa (24/07/2012). Juri telah menyatakan bahwa Lynn (61 tahun) bersalah bulan lalu karena kejahatan yang membahayakan anak-anak atas kelalaiannya dalam menangani orang yang kini jadi mantan imam, yaitu Edward Avery. Avery kini menjalani hukuman lima tahun penjara setelah mengaku bersalah sudah melakukan penyerangan seksual seorang putra altar di gereja.

Tahun 1992, seorang dokter melapor ke kantor Lynn bahwa Avery telah melecehkan dia beberapa tahun sebelumnya. Lynn lalu mengirim Avery untuk menjalani perawatan. Namun, fasilitas yang dikelola gereja mendiagnosis bahwa Avery punya masalah dengan alkohol, bukan dengan kelainan seksual. Avery kemudian kembali melayani umat dan dikirim untuk tinggal di paroki di tempat putra altar itu kemudian diserang pada 1999.

"Saya tidak bermaksud untuk mendatangkan kemalangan apa pun bagi (korban Avery)," kata Lynn. "Upaya terbaik saya tidak cukup baik untuk menghentikan kebejatan itu."

Skandal tersebut telah memaksa sejumlah perubahan dalam tubuh gereja, yang telah menghabiskan puluhan juta dollar untuk pemeriksaan latar belakang para pekerja, program-program bantuan bagi para korban, serta pelatihan bagi anak-anak dan para guru dalam mengidentifikasi penyimpangan seksual.

Para uskup juga telah berjanji untuk menyingkirkan semua imam yang jadi tertuduh dari pelayanan umum gereja.

Para jaksa yang menghabiskan waktu satu dekade untuk menyelidiki keluhan pelecehan seksual yang tersimpan dalam file-file rahasia di keuskupan agung itu berpendapat, Lynn dan sesama konspirator yang tidak didakwa dalam hierarki gereja telah menempatkan anak-anak dalam bahaya. "Dia (Lynn) mengunci nama-nama para imam pedofil dalam sebuah lemari besi. Dia mengunci nama-nama pria yang ia tahu telah melecehkan anak-anak. Sekarang dia akan dikurung karena menyimpan rahasia itu dalam lemari besi tersebut," kata Jaksa Seth Williams. (Kompas)