Saturday, 21 July 2012

Saturday, July 21, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Calvary Convention Centre (CCC) di Bukit Jalil jadi Gedung Gereja Terbesar di Asia, Muslim 'Fundamentalis' di Malaysia 'Kepanasan'.
KUALA LUMPUR (MALAYSIA) - Jelang bulan Ramadan, terlihat jelas, ketakutan para muslim 'fundamentalis' yang merasa terancam dengan giatnya umat Kristen yang membina jemaatnya termasuk dengan membangun gedung gereja yang dipergunakan untuk beribadah,  mereka seringkali menuduh pendirian gedung gereja ini sebagai usaha meng-Kristen-kan mereka dan para muslim lain yang notabene 'lemah' iman.

Salah satu bukti baru-baru ini ketika sebuah gedung gereja besar (megachurch) di Bukit Jalil, Calvary Convention Centre (CCC) milik Gereja Calvary Malaysia yang telah rampung 70 persen pada April 2012 lalu ini, kembali dipersoalkan oleh para muslim di negara jiran itu.

Melalui berbagai forum, blog dan situs islam, mereka dengan gencar menyatakan adanya ancaman 'kristenisasi'  yang 'maha besar' jika gedung ini diresmikan, sebab ini menunjukkan 'kekalahan' muslim dalam membatasi dan menghentikan 'aksi-aksi pemurtadan' yang 'meresahkan' mereka.

Sayangnya tuduhan tidak berdasar yang diserukan sejak 2008 ini menunjukkan betapa fasisme agama telah mendarah daging dalam diri mereka, sebab yang nampak sebenarnya hanyalah ketakutan yang diselipi oleh iri hati karena merasa 'disaingi'.

Mereka memfitnah, konon, gedung gereja yang menghabiskan biaya hampir 135 juta ringgit malaysia ini akan mengancam muslim di sekitar Selangor, sehingga akidah agama mereka akan berubah.

Selain itu, para fundamentalis ini juga menuduh Partai Pakatan Rakyat (PKR), partai yang berkuasa di Selangor bersama Partai Aksi Demokratik (DAP) dan Organisasi Bangsa Melayu Bersatu (UMNO) dianggap telah mengabaikan tuntutan warga muslim karena telah mendukung pendirian gereja tersebut dengan meluluskan perijinan pendirian gedung pada tahun 2006, dengan awal pembangunan pada 15 Februari 2008.

Konyolnya, dalam gonggongan itu, mereka juga menghayal jika CCC merupakan 'kuil' yang dibangun serupa dengan peti mati Firaun Mesir, dengan bentuk piramida separuh - ciri khas Freemason.

Sedangkan pihak gereja Calvary, melalui situs mereka menyatakan tidak akan membalas maupun menanggapi tuduhan dan fitnah tak berdasar yang dihembuskan para 'fundamentalis' ini. Sebab, gedung yang sanggup memuat 5,000 orang ini adalah gedung yang digunakan hanya untuk kepentingan jemaat Gereja Kalvari semata.

Jemaat Gereja Kalvari yang berasal dari berbagai wilayah di Malaysia yang sangat membutuhkan tempat khusus untuk memperkuat dan memperdalam keimanan Kristen mereka. Termasuk kegiatan-kegiatan pelatihan, pendidikan, pengembangan rohani, seminar, pentas musik rohani dan pusat pengembangan seni dan kreatifitas, sehingga warga gereja terutama para pemuda dan pemudi-nya menjadi harapan untuk pembangunan negara Malaysia.

Gereja Calvari juga menyatakan, pembangunan CCC merupakan penerapan prinsip-prinsip dari Rukun Negara Malaysia yang menyarankan setiap warga negara dapat menerapkan nilai-nilai rohaniah, hak moral, tingkah laku yang baik, tanggung jawab sosial dan kemasyarakatan, termasuk pengamalan kepercayaan kepada Tuhan, tanpa memandang perbedaan agama. (TimPPGI)