Saturday 21 July 2012

Saturday, July 21, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Uskup Jayapura : Sebelum Dialog Papua – Jakarta Dialog Papua dengan Papua Dulu.
JAYAPURA (PAPUA) - Untuk menyelesaikan seluruh permasalah dan konflik yang berkepanjangan di Papua memang pelur dilakukan dialog dengan semua pihak antara Papua dengan Jakarta, tetapi Uskup Jayapura Mgr. Leo Laba  Ladjar, OFM, menyarakan agar telebih dahulu melakukan dialog antara Papua dengan Papua meski itu jauh lebih sulit dilakukan.

Hal itu diutarakan  Uskup Jayapura  Mgr. Leo Laba  Ladjar, OFM ketika  acara  tatap muka antara Wakapolda Papua  dengan Uskup dan Para  Pastor Se-Jayapura dalam rangka membangun  kemitraan guna mewujudkan Kantibmas  yang aman dan  damai di wilayah  hukum Jayapura dan sekitarnya di Aula Gereja  Katedral  Jayapura.

Uskup  menganjurkan, sebelum dialog Papua dan Jakarta dilakukan,  seharusnya seluruh  orang  Papua duduk  dan berbicara  bersama untuk membangun Papua.

Hal ini sangat penting untuk menyamakan kenginan sehingga keinginan untuk menyelesaikan konflik di Papua bisa tercapai dengan cara dialog dan damai.

Lanjut Uskup, pihaknya sangat merasakan, semua masyarakat Papua memiliki cita- cita untuk hidup dengan damai dan sejahterah ditanah ini, sehingga Uskup Jayapura mengajak seluruh kelompok untuk duduk bersama menyampaikan uneg-uneg dan bersama-sama menyelesaikan masalah serta bersama- sama pula  membangun Papua menuju  tanah  damai yang  diberkati Tuhan.

Keinginan KNPB
Terkait keinginan KNPB untuk  menyerahkan diri  kepada aparat Polda sekaligus memohon Uskup  memediasi, dia mengatakan,  pihaknya  menerimanya asalkan KNPB serius dan jangan hanya sebarkan isu ingin bertemu Uskup lalu makin banyak timbul praduga.    

“Ya, jika KNPB mau menyerahkan diri ke aparat, saya sanggup supaya bicara dengan polisi, orang ini bagaimana kemudian polisi terima  lalu terserah polisi mau diproses atau tak diproses,” tuturnya.

Komite  Nasional Papua  Barat (KNPB), menurut Uskup, adalah salah satu  kelompok  yang selalu  menolak apapun program  pemerintah  seperti Otonomi Khusus, UP4B  dan lain lain.  

“Saya rasa ada hal-hal lain yang membuat KNPB ini tak mau dengar siapapun termasuk Uskup. Kami tak berdaya untuk berbicara dengan KNPB sekedar menyampaikan hal-hal yang tak perlu mereka lalukan, bahkan  makin  keras dan radikal,” imbuhnya.

“Saya tak tahu persis sampai kapan KNPB terus menolak kebaikan. Mungkin masih mencari sesuatu yang  belum mereka peroleh,” tukasnya.  (BintangPapua)