Saturday, 14 July 2012

Saturday, July 14, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Ortodoks Rusia: Perang di Pengadilan HAM Eropa.
MOSCOW (RUSIA) - Gereja Ortodoks Rusia akan menantang keputusan pengadilan yang baru-baru ini dibuat di Inggris yang melarang penggunaan salib di tempat kerja. Para imam dan pengacara Rusia bermaksud membantu dua orang wanita yang baru-baru ini dipecat dari pekerjaannya karena mengenakan kalung salib dan menolak untuk menanggalkannya, demikian dilaporkan The Voice of Russia.

Kasus dari pramugari The British Airways, Nadia Eweida, dan seorang perawat Shirley Chaplain dilihat sebagai hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Nn. Eweida dan Nn. Chaplin telah menyatakan naik banding ke Pengadilan HAM Eropa di Strasburg karena menilai bahwa kasus mereka merupakan pelanggaran atas kebebasan beragama.

Sebelumnya mereka telah mencoba membawa kasus mereka ke pengadilan Inggris. Akan tetapi, masih ketika kasus mereka sedang diselidiki, pihak berwenang Inggris telah membuat sebuah rancangan undang-undang yang memungkinkan bagi pihak perusahaan untuk memberhentikan tenaga kerja yang terang-terangan menunjukkan bahwa mereka adalah orang Kristen. Lebih lagi, pihak berwenang di UK akan bermaksud mempertahankan keputusan ini di Pengadilan HAM Eropa.

“Kadang kala terlihat bahwa otoritas sekular di Eropa ingin mengusir Kekristenan dari Eropa,” ungkap perwakilan Patriakh Gereja Rusia di Dewan Eropa, Fr. Philip Ryabykh dalam sebuah wawancara dengan the Voice of Russia.

“Keputusan dari Pengadilan Strasburg akan berlaku bagi semua negara yang merupakan anggota dari Dewan Eropa, termasuk Rusia, Ukraine, Belarus dan Moldova – yaitu negara-negara di mana banyak terdapat anggota Kristen Ortodoks” demikian ungkap Fr. Philip.

“Adalah tradisi bagi Kristen Ortodoks untuk mengenakan salib. Jika keputusan Pengadilan Strasburg nantinya tidak memihak para wanita ini, maka itu akan menciptakan kesan yang saya yakin akan sangat berbahaya. Itu bisa menjadi awal dari penganiayaan terhadap orang Kristen di Eropa.”

Sayangnya, ini bukan merupakan kasus yang pertama bagi pekerja di Inggris disuruh majikan mereka untuk menanggalkan kalung salib.

Dalam sebuah wawancara dengan Voice of Rusia, Fr. Mikhail Dudko, seorang imam Ortodoks di London, mengatakan:

“Baru-baru ini, seorang wanita anggota gereja saya mengatakan pada saya bahwa majikannya telah menyuruhnya untuk tidak mengenakan kalung salib. Ia katakan pada majikannya: 'Tolong biar saya tetap memakainya. Saya akan menaruhnya dalam baju saya, dan tidak ada yang bisa melihatnya.' Majikannya menjawab, 'Ada hukum yang melarang memakai salib di tempat kerja. Tolong patuhi hukum ini!' Wanita ini memilih untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya.”

“Tren ini tidak hanya terjadi di Inggris, tetapi juga di Prancis dan negara-negara Eropa lainnya,” lanjut Fr. Mikhail. “Ini mirip dengan penganiayaan agama setelah revolusi Bolshevik di Rusia.”

Gereja Kristen Ortodoks yakin bahwa pembuat peraturan-peraturan hukum yang demikian di Eropa harus dihentikan secepat mungkin. Kalau tidak, dalam waktu singkat, pelarangan secara total akan agama apapun kemungkinan akan dimasukkan ke seluruh Eropa.

Baru-baru ini, perwakilan Gereja Ortodoks Rusia, bekerja sama dengan para ahli dari Institute of State-Confessional Relations Russia, merumuskan sebuah dokumen yang membela hak-hak orang Kristen dari sudut hukum maupun teologi untuk selalu menggunakan salib. Dokumen ini telah dikirim ke Pengadilan Strasburg untuk ditinjau.

Direncanakan Pengadilan Strasburg akan melakukan hearing kasus Nadia Eweida dan Shirley Chaplin pada awal September 2012. (MenaraPenjaga)