Presiden PCC, Nazir Bhatti menunjukan kekecewaan sikap pemerintah yang sengaja mempersulit usaha mencari keadilan oleh umat Kristen Pakistan, khususnya atas kasus Bibi yang dituduh menghujat islam dengan cara membagikan firman Tuhan kepada muslim.
Bibi ditahan sejak 2009 dan dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan rendah, menuntut banding, ia masih harus menunggu putusan Pengadilan Tinggi Lahore hingga kini.
Bibi bersama ratusan umat Kristen lainnya yang dituduh 'melecehkan agama', menghujat agama, memurtadkan muslim dan masih berada di balik jeruji ketika menunggu tanggal persidangan di pengadian tinggi Pakistan yang selalu ditunda-tunda.
"Republik Islam Pakistan adalah negara dimana keadilan tidak akan pernah pasti kepada kaum minoritas beragama," ujar Bhatti, saudara kandung dari Shabbaz Bhatti, Menteri Federal untuk Agama Minoritas yang menjadi martir pada 2 Maret 2011, ia dibunuh oleh kelompok muslim yang membenci sikapnya membela kaum minoritas (Kristen, Hindu, Sikh) di Pakistan.
“Umat Kristen Pakistan telah kehilangan kepercayaan dalam sistem peradilan (negara)... karena (negara lebih memilih) melindungi dan membebaskan para muslim yang menyerang gereja-gereja, membunuh jemaat, membakar hidup-hidup wanita dan anak-anak (serta) menembak mati pendeta," katanya.
"(Negara) tidak pernah menghukum muslim yang (memaksa) wanita-wanita Kristen masuk agama mereka, (dengan cara) memperkosa secara berkelompok para wanita Kristen..." lanjutnya.
Bhatti telah meminta President Asif Ali Zardari untuk mengampuni dan melindungi Bibi mengingat kesehatannya yang kian memburuk, serta ancaman pembunuhan oleh para muslim di lingkungannya jika mengetahui Bibi dibebaskan. (WorthyNews/TimPPGI)
