Wednesday, 25 July 2012

Wednesday, July 25, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Umat Kristen di Homs, Suriah Terancam Punah.
WASHINGTON D.C (AS) - Pengungsian besar-besaran umat Kristen dari kota Homs, Suriah ke daerah lain di Suriah berada diantara konflik besar kelompok pemberontak dan militer Suriah.

Banyak umat Kristen mengkhawatirkan masa depan negara itu saat dipimpin kelompok islamis ketika pemerintahan Bahsar al-Assad berakhir.

Pada 11 Juli 2012, Maximos al-Jamal, seorang pastor dari Gereja Orthodoks Yunani mengadakan perjanjian dengan kelompok pemberontak Free Syrian Army (FSA) dan militer Suriah untuk mengevakuasi 63 umat Kristen yang terjebak diantara perang kedua pihak yang berlangsung di pusat Kota Homs.

Al-Jamal mengungkapkan, sikap militer yang menyerang dengan ganas dan pemanfaatan FSA terhadap umat Kristen sebagai tameng, sangat ia takuti. "Para penembak [FSA] mengancam warga jika mereka keluar dari wilayah itu, mereka akan mati," ucapnya kepada Associated Press.

Sebelum pecah demonstrasi anti Pemerintah pada awal tahun 2011 lalu yang berujung konflik bersenjata hingga kini, ratusan ribu umat Kristen menetap di kota Homs, menurut al-Jamal, hanya 100 orang Kristen yang masih bertahan. Berkurangnya umat Kristen di kota itu lebih banyak akibat ancaman dan tekanan dari para pemberontak berbanding serangan militer Suriah.

"Pasukan pemberontak di Suriah [telah] membunuh lebih dari 200 umat Kristen di kota Homs, termasuk seluruh keluarga dan anak-anak mereka," ungkap seorang pendeta kepada Barnabas Aid.

Sedangkan menurut Religius Buletin,"Sekitar 138,000 umat Kristen telah meninggalkan kota Homs, umat Kristen telah diteror dan gedung gerejanya dirampas dan diduduki oleh pasukan pemberontak... di daerah yang dikuasai para pemberontak yang berasal dari fundamentalis Islam Sunni membuat kehidupan antara Kristen dan Muslim menjadi mustahil. Sebab menurut para jihadis ini, netralitas bukanlah pilihan, umat Kristen (dan Muslim) yang menolak mendukung jihad haruslah disiksa, diusir dan dibunuh."

"Ada kelompok geng yang menculik umat Kristen dan menginginkan uang tebusan. Dalam dua kasus terakhir, walaupun tebusan telah diberikan, mereka hanya menemukan jazad korban penculikan."

Evakuasi umat Kristen dari Homs adalah peristiwa terbaru dari pengungsian massal umat Kristen di Suriah. Pada bulan Juni 2012 lalu, hampir 10,000 umat Kristen mengungsi dari kota Quasayr setelah diberikan ultimatum melalui toa masjid yang memerintahkan umat untuk meninggalkan kota atau dibunuh.

"Kaum Kristen harus meninggalkan Quasayr dalam enam hari, dengan batas terakhir hari Jumat [8 Juni 2o12]," seru suara toa dari masjid kota Quasayr, sedangkan kepada media internasional, pemimpin pemberontak di Quasar berkilah umat Kristen sendirilah yang melarikan diri dari kota itu.

Umat Kristen di Suriah seringkali dianggap sebagai kelompok yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad, sehingga selalu mengalami ancaman pembantaian oleh kelompok-kelompok fundamentalis islam dari sekte Sunni.

Suriah dianggap sebagai negara Timur Tengah yang paling bersahabat dengan umat Kristen, disegala bidang kehidupan, bersama muslim, umat Kristen Suriah memiliki peranan yang besar dalam membangun roda pemerintahan negeri itu.

Namun, sama seperti yang terjadi di Mesir, Tunisia dan negara Arab lainnya, 'revolusi Suriah' yang dianggap sebagai angin perubahan menuju negara demokratis yang penuh dengan kebebasan, hanyalah sebuah slogan dan impian yang diserukan untuk mendirikan negara Islam yang penuh tekanan diskriminasi dan intoleransi, yang dikampanyekan dibawah agenda para fundamentalis Arab ini. (Gatestone/TimPPGI)