Untuk menghalangi terik matahari sebagian dari mereka berdoa dengan menggunakan payung dan sebagian lainnya mengacungkan papan yang bertuliskan permohonan terhadap pemerintah untuk melindungi mereka dalam menjalankan keyakinannya.
Aksi yang di gelar setiap hari minggu ini tidak dibarengi teriakan-teriakan tuntutan kepada Pemerintah. Mereka hanya menumpang ibadah sementara sebab tempat ibadahnya tidak bisa digunakan sejak 2010 silam.
Alunan musik yang didukung dari jenset kecil untuk mengeluarkan aliran listrik terus berderu, menjadi tontonan sepintas bagi warga dan mobil yang lewat.
Tidak ada tindakan anarkis dari intoleran terhadap ibadah jemaat yang pada Mei 2012 lalu telah diiming-imingi persetujuan melaksanakan ibadah dengan syarat merelakan sebagian tanahnya guna pendirian masjid ini, sehingga hal ini pun menjadi tontonan bagi 30 personil polisi yang berjaga-jaga di lokasi.
Ibadah seperti ini seringkali dilakukan di trotoar Kota Bogor sejak gereja mereka disegel oleh masyarakat melalui pemerintah kota Bogor yang nampaknya tidak rela jika sebuah gedung gereja didirikan di tempat itu . (LensaIndonesia/TimPPGI)
