Thursday, 19 July 2012

Thursday, July 19, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) Gelar Workshop Pendidikan Hukum dan HAM.
AMBON (MALUKU) - Departemen Pelayanan dan Pemba­ngunan Sinode Gereja Protestan Ma­luku (Pelpem GPM) mengelar Workshop Pendidikan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM), Rabu (18/07/2012).

Workshop tersebut dilaksanakan dengan mengikut sertakan empat klasis sebagai peserta yaitu, Kalsis Kota Ambon, Masohi, Pulau Lease dan Saparua. Kegiatan workshop ini digelar selama dua hari yang dipu­satkan di Gedung Gereja Josepcam, Belakang Soya, Ambon.

Narasumber yang dihadirkan, di an­ta­ranya pandangan Teologis tentang Hukum dan HAM oleh Pendeta J.N Noya, Pelayanan Komunikasi Masya­rakat oleh, Hendry. M Far-Far, Materi Hukum dan Isu-Isu HAM di Maluku oleh Emy Tahapary, KDRT oleh Elsa Toule, Mekanisme dan Prosedur Pemeriksaan Perkara Pelanggaran HAM oleh J.D Pasalbessy.

Wakil Ketua Sinode GPM, Pen­deta N.J. Noya dalam sambutannya mem­buka kegiatan tersebut mengung­kapkan, HAM merupakan salah satu dari sasaran pelayanan gereja, sebab secara teologis, gereja menyadari bahwa HAM adalah pemberian Tuhan, dimana selama ini terjadi bentuk-bentuk pelanggaran terhadap HAM, baik yang dialami warga gereja, tetapi juga warga masyarakat.

Kepada Siwalima usai membuka kegiatan tersebut, Noya mengungkap­kan, berdasarkan pengalaman-penga­laman sosial kemasyarakatan masih terlihat praktek-praktek pelanggaran HAM yang terjadi, baik secara sadar maupun tidak sadar oleh pribadi maupun oleh lembaga bahkan oleh negara, terhadap warga gereja dan juga warga masyarakat, dimana gereja tidak membatasi ruang pelayanannya kepada warga gereja saja tetapi juga warga masyarakat secara umum.

“Karena itu gereja lewat kegiatan-kegiatan seperti ini, berusaha mem­bekali pelayan gereja untuk pertama-ta­ma secara iman menyadari ini se­ba­gai sebuah panggilan, dan kemu­dian memiliki kiat-kiat untuk bagai­mana menghadapi masalah-masalah pelang­garan HAM, masalah-masalah hu­kum yang ditemukan di tengah-te­ngah jemaat tetapi juga di tengah-te­ngah kehidupan masyarakat,” katanya.

Ia mengharapkan, workshop ini akan mampu menyiapkan pelayan gereja untuk dapat membangun kinerjanya yang tidak saja berada pada tataran sinode saja, tetapi juga sampai di tingkat jemaat.

“Kita mengharapkan kegiatan seperti ini tidak hanya mampu pada tingkat klasis. Membangun kinerja, tetapi sampai ke tingkat jemaat supaya benar-benar pekerjaan pelayanan tidak hanya berada pada level sinode tetapi dapat menyentuh warga gereja secara langsung,” harapnya. (Siwalima)