Tuesday 3 July 2012

Tuesday, July 03, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Umat Kristen di Brazil Tuntut Mahmud Ahmadinejad Bebaskan Pendeta Youcef Nadarkhani.
RIO DE JANEIRO (BRAZIL) – Ratusan umat Kristen di Brazil mengadakan unjuk rasa pada pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),  Rio+20, terkait pembangunan yang berkesinambungan, mereka menuntut pemerintah Iran membebaskan Pendeta Youcef Nadarkhani.

Aksi unjuk rasa yang diorganisir oleh Pendeta Silas Malafaia, salah satu pendeta  terkemuka dari Gereja Sidang Jemaat Allah di negara itu, dilaksanakan di depan Hotel Royal Tulip di Sao Conrad, wilayah selatan Kota Rio de Janeiro, tempat penginapan Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, selama konferensi berlangsung.

Bertujuan mencari perhatian kepada Presiden Iran dan media internasional, para pengunjuk rasa membuat spanduk panjang yang tertulis “Presiden Ahmadinejad bebaskan Pendeta Youcef Nadarkhani! Segera [berikan] Kebebasan di Iran,” seperti diberitakan ChristianPost pada Senin (25/06/2012).

Sebuah surat resmi dari para pengunjuk rasa juga telah dilayangkan kepada Presiden Ahmadinejad, yang isinya menuntut pembebasan Pendeta Nadarkhani, pendeta Injili yang telah ditahan selama tiga tahun, dengan tuduhan murtad dari Islam, dengan ancamannya adalah hukuman mati.

“Kami, Pendeta-pendeta Kristen di Brazil, mewakili jutaan umat Kristen Injili di negara ini, dengan resmi meminta untuk pembebasan tahanan warga anda, Tuan Youcef Nadarkhani, melalui internet [kami] mengirimkan permohonan doa kepada dirinya dan keluarganya,” tulis pernyataan itu.

“Kami para penginjil di Brazil, mengikuti prinsip-prinsip alkitabiah dari toleransi dan menjunjung segala hak dari kebebasan memilih, mempertahankan hak-hak para Muslim yang ada di Brazil, untuk menjalankan iman dan budaya mereka. Demikian pula, kami mengharapkan pengertian yang sama dari pemerintah anda terhadap umat Kristen Iran di negara anda.”

Para pendeta ini mengharapkan, agar hubungan diplomatik yang baik antara Brazil dan Iran dapat menjadi jalan baik membebaskan Pendeta Nadarkhani.

Pendeta Nadarkhani, yang pada tahun ini berumur 34 tahun, menjadi gembala dari 400 orang Kristen di Provinsi Gilan, sebuah jaringan Gereja Rumah yang berada di Timur Tengah. Ia ditahan pada Oktober 2009 dengan tuduhan menentang pengajaran Islam pada sekolah anak, dengan mengajarkan tentang Kristus. Ia kemudian dituduh murtad dan berusaha menginjili Muslim.

Menurut Jordan Sekulow, direktur Pusat Hukum dan Keadilan Amerika (ACLJ) di Amerika Serikat, badan perlindungan hukum yang selama ini memantau dan turun tangan dalam kasus Pendeta Nadarkhani, satu hal yang dapat menyelamatkan Nadarkhani dari hukuman mati adalah tekanan dari dunia internasional yang berkelanjutan, khususnya dari negara-negara yang memiliki hubungan baik dengan Iran, seperti Brazil. (ChristianPost)