
"Jadi, usaha saya dimaksudkan untuk mencoba dan memahami dunia, memahami dinamika sehingga hadir juga sebagai orang Gereja, sehingga dapat membantu orang lain dalam lingkungan ini," ungkap profesor di Kepausan Jesuit Gregorian University di Roma sekaligus editor dari ordo publikasi La Civilta Cattolica ini.
Karir akademisnya telah menggabungkan komunikasi filsafat, teologi dan sosial. Ketiganya dijadikan dasar untuk menulis bukunya yang berjudul "Cybertheology; Thinking Christianity at the time of the Net" yang diterbitkan di Italia pada Maret 2012.
"Cybertheology, yang saya sebut itu, terdiri dari refleksi atas iman di era informasi. Sedangkan pada usia lainnya sulit untuk bertukar informasi, hari ini kita tenggelam secara substansial. Anda bisa mengatakan ada sebuah informasi yang berlebihan. Informasi inundates kami," ungkapnya.
Selain lewat bukunya, Antonio juga mencoba untuk membantu orang Kristen memahami, mengkonsumsi dan menggunakan media sosial lebih efektif melalui website-nya. (Jawaban)