Wednesday 15 August 2012

Wednesday, August 15, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) Buat Salib Bunga Terbesar Pertama di Indonesia. TOMOHON (SULUT) - Ide-ide kreatif terus bermunculan dalam perhelatan Tomohon International Festival (TIFF) yang berakhir tadi malam. Setelah peserta TIFF dari lima Negara bersaing ide merangkai bunga untuk kendaraan hias, kini giliran tuan rumah mempersembahkan ide rangkaian bunga berbentuk salib.

Dalam pembuatannya, salib terbesar dari rangkaian bunga ini dengan tinggi 15 meter dan lebar 8 meter menghabiskan sekira 120 ribu tangkai dari tiga jenis bunga andalan Kota Tomohon, yakni Krisan, Mary Gold dan Aster. Pengerjaannya memakan waktu sehari semalam yang dikerjakan sekira 200 orang.

Saat Salib terbesar itu berdiri di depan kampus Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT), tidak hanya warga Tomohon yang dibuat takjub. Undangan, tamu danm peserta serta dari Museum Rekor Indonesia dibuat takjub. Salib itu menjadi yang pertama di Indonesia.

General Manajer MURI Paulus Pangka SH, mengatakan, tidak hanya bentuk salib dari rangkaian bunga yang terbesar, tetapi dalam proses pengurusan adminstrasi juga dapat dikatakan tercepat. “Hanya memakan waktu tiga hari saja,” kata Pangka, kemarin.

Muri kemudian memberikan piagam penghargaan kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Tomohon selaku pemrakarsa pembuatan salib terbesar dari rangkaian bunga, yang diterima Wali Kota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak. Muri juga memberikan piagam penghargaan kepada Panitia TIFF yang diterima Ketua Panitia Drs Arnold Poli SH MAP. Tidak ketinggalan diberikan piagam penghargaan kepada pendukung pembuatan salib terbesar dari rangkaian bunga Ny Dorothea Samola-Luntungan.

Rekor Muri untuk salib terbesar dari rangkaian bunga mendapat apresiasi dari warga Kota Tomohon. Jalan depan kampus Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT), penuh sesak warga. Jalan trans tersebut terpaksa dialihkan ke beberapa jalan alternative.

Penganugeraan rekor MURI diawali dengan ibadah syukur yang dipimpin Ketua Badan Pekerja Majelis Sinode (BPMS) GMIM Pdt Piet M Tampi STh MSi. Dalam ibadah, Tampi menyentil pemilihan salib. “Pemilihan salib harus dimaknai sebagai respon manusia terhadap Tuhan. Salib harus benar dipertanggungjawabkan manusia,” ujar Tampi.

Sementara itu, Wali Kota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak, mengatakan selain dikenal sebagai Kota Bunga, Tomohon juga dikenal sebagai kota religius. Ini yang menjadi alasan hingga dipilih salib untuk dijadikan objek rangkaian bunga dalam pemecahan rekor Muri. “Salib juga melambangkan perdamaian, karena itu kami mengajak seluruh warga Tomohon dan warga Sulut umumnya untuk tetap menjaga kerukunan,” ajak Eman.

Dalam TIFF kali ini, untuk pertama kalinya digelar acara mandi bunga. Mirip tradisi jawa mandi kembang. Tetapi, mandi bunga saling baku lempar. Didahului wali kota menyiram air bercampur bunga kepada peserta pawai, kemudian langsung diikuti seluruh pejabat pemerintahan dan masyarakat yang menghadiri peangnugerahan rekor Muri.

Meski cuaca panas, namun tidak menyurutkan animo masyarakat untuk bergembira mandi bunga sembari menyaksikan pawai pembangunan yang diikuti sekira 173 peserta, yang memperlihatkan unsur kebudayaan dan hasil pertanian yang ada di Kota Tomohon.

“Kami sangat bangga acara ini bisa berjalan dengan baik dan lancar. Tidak hanya selama acara, tetapi ke depan kami akan selalu mendukung program pemerintah, terutama pelayanan informasi dan komunikasi publik,” ujar Ketua ORARI Kota Tomohon Ir Enos Pontororing MSi.(Manadopost)