Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja-gereja Protestan di Kalimantan Barat Tolak Pernyataan Dukungan kepada Morkes-Burhan.
PONTIANAK (KALBAR) – Namanya juga politik, musim dukung-mendukung pun sudah merebak ke segala lini, sayangnya hal ini juga merambat hingga ke dalam lingkungan Gereja. Lantaran Pendeta Sony Kumotu mengoordinasi ratusan pendeta di acara mendoakan Morkes-Burhan, perwakilan pendeta Protestan pun protes.
“Saya keberatan terhadap statement Pendeta Sony Kumotu selaku koordinator dari ratusan yang hadir pada acara pendoaan Morkes-Burhan di Gedung Zamrud Sekretariat Partai Golkar,” tegas Pendeta Lukyus MPdK, Ketua Daerah Sinode Gereja Firman Allah (GFA) Kabupaten Ketapang kepada Rakyat Kalbar, Rabu (08/08/2012).
Lukyus pun mempertanyakan apa kewenangan Milton Crosby yang menyatakan dirinya bahwa para pendeta memandang dirinya sehingga memilih Morkes-Burhan.
“Karena saya mewakili gereja, saya tidak pernah merasa terlibat dan ikut ambil bagian dalam pertemuan itu. Mengapa pula berani mengatakan bahwa mereka mewakili semua pendeta di Kalbar ini untuk mendukung Morkes-Burhan,” tambah Lukyus lantang.
Seperti diberitakan, ratusan pendeta Protestan dari berbagai gereja dan daerah datang ke Gedung Zamrud untuk mendoakan sekaligus mendukung pasangan Morkes-Burhan yang dipimpin Pdt Sony Kumotu.
Perwakilan Pendeta Protestan memprotes lantaran ada yang mengklaim seluruhnya mendukung pasangan itu. Pdt Lukyus menyanggah Pdt Sony Kumotu itu hanya oknum saja untuk kepentingan pribadi. Sebagai pengurus Gereja Firman Allah, dia tidak pernah menyatakan dukungan kepada Morkes-Burhan. Apalagi untuk mendoakan mereka seperti itu.
“Oleh karena itu pernyataan Milton Crosby dan Pdt Sony Kumotu selaku koordinator pendeta pada acara di Gedung Zamrud Sekretariat DPD Golkar Kalbar tidak benar,” ujarnya.
Ia sangat keberatan terhadap pernyataan teman-teman yang ikut pertemuan di Gedung Zamrud bahwa semua mendukung pasangan MB. “Tanggal 20 September akan kita buktikan dukung siapa. Yang jelas kita tidak mendukung Morkes-Burhan,” tandasnya.
Dia heran gereja dibawa ke arah politis sementara umat Protestan sangat beragam. “Kalau mau dukung itu pribadi saja. Jangan bawa lembaga. Kita sebagai hamba-hamba Tuhan mendoakan pilkada ini aman dan tenteram. Kalau pendeta jadi tim sukses dan bawa-bawa nama gereja kalau jemaatnya kelahi siapa yang menjadi pengayomnya?” papar Lukyus.
Tolak politik praktis
Di tempat yang sama, Harry Sadrach MPd K MH dari Sinode Gereja GKTI juga menyesalkan statement Pdt Sony Kumotu yang mengatakan pendeta se-Kalbar.
“Saya merasa sangat kecewa dan prihatinkan sekali atas komentar Pdt Sony yang mengatasnamakan pendeta dan organisasi gereja di Kalbar. Banyak pertanyaan yang ditujukan kepada dia sebenarnya. Saya tidak kenal pendeta ini dari mana, gereja mana, dan dia mewakili apa. Kemudian motivasinya apa. Apakah benar 300 itu pendeta semua. Saya tidak yakin itu,” tegas Pdt Harry.
Setahunya, pendeta di Kalbar ini tidak terlibat politik praktis. Apalagi dukung-mendukung. “Paling tinggilah kami ini mendoakan. Tidak ada statement memenangkan. Karena kalau sudah berbicara memenangkan itu bicara mewakili pendeta menjadi tim sukses yang siap memenangkan Burhan dan Morkes,” ujarnya.
Supaya tidak terulang lagi, Harry mengingatkan cara dan langkah mendoakan dan mendukung itu nanti malah akan merugikan pasangan yang bersangkutan.
“Tidak benar apa yang dikatakan Pendeta Sony. Karena saya juga sudah cek anggota kami tidak ada yang ikut ke sana. Bahkan kita kaget dengan pemberitaan di media. Supaya tidak menyesatkan dan merugikan organisasi dan pendeta yang lain, jangan mengatasnamakan pendeta dan Gereja Protestan se-Kalbar,” tegasnya.
Katanya, kasihan pendeta lain yang tidak mendukung Morkes-Burhan terbawa-bawa. Gereja yang tidak mendukung dianggap mendukung.
“Sementara kami-kami ini mendoakan supaya pilkada berjalan damai. Siapa pun pemimpinnya yang terpilih itu pro rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Kalbar ini bisa naik dalam banyak hal,” harapnya.
Hal senada disampaikan Pdt Daud Simarmata STh dari Organisasi Gereja Bethel Tabernakel (GBT). Ia menegaskan keberatannya kepada Pdt Sony yang sudah mengklaim dan mengatasnamakan organisasi dan pendeta se-Kalbar mendukung MB.
“Hal ini tidak pernah kami buat stigma untuk mendukung mereka. Jadi, tolong rekan-rekan para pendeta supaya berhati-hati. Jangan sampai kita diadu domba,” tuturnya.
Ia meminta kepada Pdt Sony supaya mengevaluasi dan introspeksi diri. Jangan belajar mencoba menggunakan nama organisasi tanpa koordinasi yang baik. Untuk di Kalbar para pendeta sudah mengambil sikap yang terbaik membawa daerah ini aman dan damai.
Sedangkan Pdm Agustinus dari Gereja Sungai Yordan (GSY) juga merasa keberatan dengan statement Pdt Sony Kumotu. “Itu tidak benar. Pernyataan itu bersifat pribadi dan bukan sikap gereja-gereja atau hamba-hamba Tuhan se-Kalbar. Kami pada dasarnya sudah menentukan pilihan pada Pilkada 20 September 2012 nanti,” singkatnya. (Equator News)
GBT
GFA
GKTI
GSY
kalbar
Kalimantan dan Sulawesi
masalah gereja
pendeta berpolitik
Peristiwa
pontianak