“Namanya pendeta itu tugasnya melayani umat dalam hal pembinaan spiritual dan kerohanian. Tidak terjun ke dalam politik praktis. Kalau bawa nama pribadi silakan, tapi kalau membawa nama organisasi gereja itu tidak dibenarkan,” ungkap dia didampingi para pimpinan organisasi gereja Kristen Protestan se-Kalbar, Rabu 8 Agustus 2012.
Daniel merasa kaget mendengar ada orang yang mengatasnamakan organisasi gereja Kristen Protestan dalam mendukung salah satu calon dan menyebut ratusan pendeta hadir di dalamnya. “Ini sudah menjurus ke fitnah dan sama sekali tidak dibenarkan. Kalau mau politik jangan bawa nama organisasi gereja,” tandas dia.
Menurutnya, membawa nama organisasi gereja dalam ranah politik adalah hal yang keterlaluan. Terlebih bila tujuannya memenangkan salah satu calon. “Kami tidak pernah mendukung salah satu calon. Kalau mendoakan semuanya boleh, kita doakan semua calon. Paling penting mendoakan bangsa dan negara,” ucap Daniel.
Daniel menyerukan kepada para pendeta atau siapapun untuk tidak membawa-bawa nama organisasi gereja dalam mendukung salah satu calon. “Kalau bawa nama pribadi silakan, tapi jangan menjual nama organisasi gereja,” pungkas dia. (PontianakPost)
