Wednesday 15 August 2012

Wednesday, August 15, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Laki-laki Gereja Protestan Maluku (GPM) Harus Miliki Karakter Melayani Sesama.
AMBON (MALUKU) - Ketua Panitia Perayaan HUT laki-laki Gereja Protestan Maluku (GPM) ke-26 Klasis Kota Ambon tahun 2012, Yopi Huwae mengatakan,  laki-laki GPM harus memiliki karakter melayani sesama.

Penegasan ini diungkapkannya kepada Siwalima, Senin (13/08/2012) malam, usai memimpin rapat panitia perayaan HUT laki-laki GPM Klasis Kota Ambon di Gereja Silo. Perayaan HUT laki-laki GPM kali ini dibawah sorotan thema “Laki-laki Gereja yang Memiliki Kematangan dan Ketangguhan Spritualitas”.

Menurut Huwae, ulang tahun laki-laki gereja tahun 2012 oleh Klasis Kota Ambon, diberikan tanggung jawab pelaksanaannya kepada jemaat GPM Silo. Sebab itu dalam rangka memperingati HUT tersebut, panitia akan melaksanakannya dengan berbagai kegiatan sebagai bentuk pemaknaan terhadap identitas dan integritas laki-laki GPM.

“Kalau kita ikuti, selama ini HUT Laki-laki GPM sebagai hari ulang tahun rutin. Nah kali ini, kami sudah sudah putuskan berbagai kegiatan yang mampu mengangkat jati diri laki-laki GPM itu sendiri,” jelasnya.

Dikatakan, kegiatan-kegaiatan menjelang pelaksanaan perayaan HUT Laki-laki GPM itu, yakni donor darah, seminar, lomba paduan suara dan puncaknya syukur HUT. “Kita inginkan partisipasi laki-laki gereja itu dalam kegiatan-kegiatan tersebut harus ada, supaya ada rasa memiliki terhadap gereja. Karena selam ini yang kami tangkap, ada banyak laki-laki gereja tidak paham status, identitas dan  jati dirinya sebagai laki-laki GPM itu sendiri,” tukas Huwae.

Kegiatan-kegiatan penunjang menjelang pelaksanaan perayaan HUT Laki-laki GPM tambah Huwae, bertujuan untuk membangun nilai kesadaran laki-laki GPM Klasis Kota Ambon tentang pentingnya peranan laki-laki gereja dalam kehidupan berjemaat maupun bernegara.

“Indikatornya, peningkatan eksistensi dan peran laki-laki gereja pada semua aras pelayanan,” ujarnya.

Ditambahkan, dengan adanya kegiatan seperti donor darah, ceramah tentang peningkatan kualitas laki-laki gereja dan lain sebagainya, diharapkan mampu memberikan hasil meningkatkan partisipasi laki-laki gereja terhadap aspek pelayanan dan kepedulian terhadap lingkungan sekitarnya.

“Salah satu contoh, kita akan berupaya untuk bagaimana laki-laki gereja mampu memerangi Minuman Keras (Miras) jenis sopi dan narkoba. Ini supaya laki-laki gereja itu memiliki karakter sebagai seorang laki-laki yang takut Tuhan. Jadi laki-laki gereja itu dia punya kapasitas, untuk memilah-milah mana yang tidak baik, mana yang berkenan bagi Tuhan dan mana yang tidak berkenan bagi Tuhan. Dan dia bisa tampil dimana pun   tuhan tempatkan. Kalau dia berada di manapun dia bekerja dan beraktivitas, identitas laki-laki gereja itu tetap nampak,” pungkas Huwae. (Siwalima)