Kepada Radio Republik Indonesia pada Jumat 24 Agustus 2012 , Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah- BPBD Sulawesi tengah Ir. Barto Lomeus Tandigala menyebutkan, "Dua Unit helikopter yang dioperasikan di lokasi masing-masing satu unit bantuan dari PMI Pusat dan satu unit dari yayasan gereja-gereja di Sulawesi Tengah. Pengoperasian dua helikopter ini selain untuk mengangkut bantuan kebutuhan pangan juga untuk mengevakuasi korban luka-luka ke Rumah Sakit Pemerintah di Palu."
Robby Thio, kepala Yayasan Helivida Sulawesi Tengah, salah satu lembaga pelayanan Kristen yang mempergunakan helikopternya, mengatakan proses pendistribusian dengan helikopter dilakukan sejak pukul 7.15 WITA, hari Selasa (21/08/2012) dan setidaknya 3 ton logistik bantuan berupa terpal, mie instan dan obat obatan berhasil diangkut dalam 14 kali penerbangan.
“Selain itu dua dokter umum dari Kementerian Kesehatan dan empat paramedik juga telah diangkut untuk memberikan pengobatan bagi warga di kecamatan Lindu,” ujarnya kepada Voice Of America.
Di samping memasok bantuan dan tenaga medis, tiga korban luka akibat gempa dari wilayah itu juga berhasil dievakuasi dengan helikopter untuk selanjutnya dibawa dengan ambulans ke rumah sakit di Palu.
Penggunaan helikopter untuk pendistribusian bantuan akan dilakukan sampai daerah tersebut dapat kembali dijangkau melalui jalan darat sepanjang 17 kilometer yang hingga saat ini masih tertutup oleh puluhan sebaran titik longsor. Upaya pembukaan jalan ke wilayah itu masih diupayakan oleh 100 personil militer.
Di lokasi bencana hingga saat ini, tim medis dan petugas lainnya tetap disiagakan dan terus mencari korban yang baru ditemukan, sedang korban gempa yang mengalami luka-luka kini tengah dirawat di Rumah Sakit Pemerintah Provinsi Sulawesi tengah yakni di Undata dan Madani.
Gempa 6,2 Skala Richter yang menimpa Sulawesi Tengah pada Sabtu (18/08/2012) sejauh ini menewaskan enam orang, serta mengakibatkan 43 orang luka-luka dan lebih dari 400 rumah rusak. Kecamatan Lindu merupakan daerah dengan kerusakan terparah akibat gempa tersebut.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Posko Penanganan Bencana Komando Distrik Militer 1307 Donggala yang melakukan pendataan di wilayah tersebut, setidaknya 124 rumah rusak ringan dan 279 rumah rusak berat, termasuk diantaranya 20 fasilitas umum seperti rumah ibadah, kantor desa dan sekolah dasar. (RRI/VOA)