Dalam kegiatan tersebut, Mgr Niko turun tangan secara langsung dengan memimpin enam kali perayaan Ekaristi di MKK. Dalam homilinya, Mgr Nico memperlihatkan gambar bagaimana kondisi bangungan TK-SMP St Yolenta, khususnya gedung TK St Yolenta yang harus segera direlokasi.
Relokasi tersebut mendesak dilakukan karena gedung laboratorium SMP St Yolenta yang disumbang oleh pemerintah setempat menggusur gedung TK. Hal ini mengakibatkan gedung TK St Yolenta menganga selama setahun, sehingga anak-anak belajar dan bermain di gedung terbuka.
“Dana yang dibutuhkan untuk membangun gedung TK tersebut adalah 600 juta rupiah. Mengingat kemampuan ekonomi umat di sana masih kurang, kami mencoba untuk membantu,” tutur Mgr Niko, yang ditahbiskan menjadi Uskup pada 25 Juli 2004.
Menurut Uskup Agung kelahiran Purwokerto, 6 Desember 1959 ini, TK-SMP St Yolenta dipakai oleh anak-anak asli daerah setempat. “Mayoritas yang bersekolah di sana memiliki rambut keriting,” canda Mgr Niko. Menurutnya, pendidikan anak sejak usia dini sangat penting karena dari sanalah iman Katolik dapat bertumbuh.
Menurut Uskup Agung yang menerima tahbisan imam pada 1 Februari 1989 ini, kegiatan tersebut merupakan bentuk solidaritas umat Keuskupan Agung Jakarta, khususnya umat Paroki MKK, kepada umat Keuskupan Agung Merauke. “Kemurahan hati umat Allah ini patut disyukuri. Terbukti bahwa kita bisa mencari dana di MKK,” tambah Mgr Niko. (HidupKatolik)
