Saturday 1 September 2012

Saturday, September 01, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gedung Gereja Protestan Maluku (GPM) Jemaat Imanuel Karang Panjang akan Jadi Icon Kota Ambon.
AMBON (MALUKU) - Gedung gereja Imanuel, Klasis Gereja Protestan Maluku (GPM) Kota Ambon yang terletak di kawasan Karang Panjang, yang saat ini sementara dibangun akan menjadi icon Kota Ambon.

Pembangunan gedung gereja tersebut akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 5 milyar dan akan dikerjakan dalam waktu tiga sampai empat tahun.

“Gedung gereja ini bukan saja bertujuan utama sebagai tempat pembinaan umat yang ada di Jemaat GPM Imanuel Karpan tetapi juga harus menjadi icon yang turut memperindah Kota Ambon,” tandas Ketua Majelis Jemaat GPM Imanuel Karang Panjang H Siahaya kepada Siwalima disela-sela pengecoran 32 tiang gereja yang dilakukan secara massal oleh ribuan warga Jemaat GPM Imanuel, Jumat (31/08/2012).

Menurut, Siahaya, pembangunan gedung Gereja Imanuel tersebut sebenarnya telah dirancang pembangunannya sejak tahun 1997 lalu.

“Saat itu panitia pembangunan telah dilantik pada 31 Agustus 1997 yang diketuai oleh BH Simanjuntak. Setelah proses pelantikan kepanitiaan tersebut, ternyata pembangunan belum juga dapat dilakukan. Akibatnya hal ini dibahas dalam beberapa kali persidangan jemaat, sehingga pada tahun 2008 lalu, kita kemudian mengganti kepanitiaan yang dilantik pada tanggal 12 Oktober 2008 lalu dengan ketuanya Jacob Patty,” ungkapnya.

Sebelum pembangunan dilakukan, kata Siahaya, pada 8 Maret 2009 lalu, Ketua Majelis Pekerja Harian (MPH) Sinode GPM Pendeta John Ruhulessin telah meletakkan batu penjuru dan panitia pun kemudian melanjutkan upaya pencarian dana sambil melakukan pembersihan area lokasi pembangunan.

“Namun setelah ada perubahan gambar, maka pada tanggal 31 Agustus 2012 lalu Ketua MPH Sinode GPM kembali meindahkan batu penjuru tersebut ke lokasi yang baru,” katanya.

Dijelaskan, sesuai rancangan awal, gedung gereja tersebut hanya dilengkapi dengan satu menara gereja saja, namun setelah ada perubahan gambar, maka akan dilengkapi dengan tiga menara.

“Jumlah menara tersebut memang tidak memiliki nilai teologis yang kental, tetapi nilai teologis terletak pada bentuknya. Menara yang berbentuk lancip dan kerucut memiliki nilai teologis yang berarti betapa kokohnya iman Kristen. Sementara untuk menara yang berbentuk kubah mengartikan eratnya hubungan agama dan negara. Sedangkan untuk toreng lainnya yang berbentuk perahu dan salip mengartikan gereja sementara bergumul di tengah-tengah dunia,” jelasnya.

Siahaya berharap dengan adanya sikap semangat dan satu hati warga jemaat dan kerja keras dari kepanitiaan pembangunan yang ada, mka gedung Gereja Imanuel akan diresmikan paling lambat tiga sampai empat tahun mendatang.

“Kami tetap berpengharapan tiga sampai empat tahun kedepan pekerjaan pembangunan ini akan segera selesai. Tentu saja semuanya bergantung kepada semangat kebersamaan dari jemaat dan yang paling utama jika pekerjaan ini kita kerjakan dengan hati maka Tuhan akan memberkati,” ungkapnya. (Siwalima)