Thursday 13 September 2012

Thursday, September 13, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Gereja Koptik Kutuk Film 'Innocence of Muslim' .
KAIRO (MESIR) - Gereja terbesar dan tertua di negara Piramida, Gereja Koptik mengutuk keras dibuatnya film 'Innoncence of Muslim'. Sebuah film yang memicu terjadinya aksi kekerasan dan intimidasi melalui protes terhadap Amerika Serikat dan negara barat di Mesir dan Libiya. Dan menyatakan hal ini dapat menjadi alasan baru menganiaya umat Kristen di Mesir serta Afrika Utara dan Timur Tengah pada umumnya.

Sinode Suci Gereja Orthodoks Koptik yang bermarkas di Kairo mengadakan sebuah rapat terkait perkembangan peristiwa ini, dan menyatakan kutukan terhadap dibuatnya film tersebut, pernyataan ini mewakili umat Kristen yang ada di Mesir dan Afrika Utara.

"Perilisan [film 'Innoncence of Muslim'] terjadi pada waktu yang disengaja sebagai bagian dari kampanye terselubung yang menargetkan pada penghinaan agama yang bermaksud untuk memecah belah masyarakat, terutama kepada masyarakat Mesir," tulis pernyataan pers seperti diberitakan Telegraph pada Kamis (13/09/2012).

Umat Kristen di Mesir telah mengalami peningkatan diskriminasi dan penganiayaan sejak runtuhnya rezim Hosni Mubarak, sehingga hal-hal seperti ini sangat dikhawatirkan oleh Gereja Koptik. Ini dapat menjadi dalih baru para fundamentalis menyerang umat Kristen dan membakar gereja. Sehingga, seperti diberitakan Voice of Copts pada Kamis (13/09/2012), Gereja Koptik juga menyatakan tidak akan mendukung aksi-aksi penghinaan agama lain, dan secara tegas menolak jika umat Kristen dituduh terlibat dengan peristiwa ini.

Film kontroversial berbiaya rendah yang diproduksi oleh seorang Yahudi Amerika ini ditanggapi oleh kelompok fundamentalis di Afrika Utara dengan melakukan berbagai aksi kekerasan yang terjadi beberapa hari terakhir ini, pada Selasa (11/09/2012) kedutaan di Kairo, Mesir di serang oleh ribuan pengunjuk rasa, hal yang sama juga terjadi di konjen Amerika Serikat di Benghazi, Libya yang dibakar dan menewaskan duta besarnya, Christopher Stevens beserta tiga warga amerika lainnya, 18 orang dilaporkan luka-luka. (Telegraph/VOC/TimPPGI)