Thursday, 13 September 2012

Thursday, September 13, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Walau Gedung Gereja Punah, Kekristenan di Afghanistan Meningkat .
KABUL (AFGHANISTAN) - Keberadaan Alkitab, Injil Kristus dan Gedung-gedung persekutan di Afghanistan sangatlah susah dan hanya tersisa di dua di Kedubes Amerika Serikat dan Inggris. Walau demikian pertumbuhan warga yang mengenal dan mengakui Yesus Kristus  sebagai Tuhan dan Juru Selamat pribadi mereka semakin meningkat.

Pertumbuhan Kekristenan di Afghanistan dalam 10 tahun terakhir ini menjadi momok bagi negara yang separuhnya dikuasai oleh kelompok garis keras Islam, Taliban. Sehingga para pemimpin masjid menyatakan Kristen sebagai ancaman yang harus dibasmi, seperti dilansir situs berita Kristen di Iran, Mohabat News pada Kamis (13/09/2012).

Menurut sebuah harian di Afghanistan, Dewan Islam di Afghanistan yang mengadakan pertemuan yang membahas usaha memberantas pertumbuhan umat Kristen di negara itu menuntut Presiden Hamid Karzai agar membatasi arus kedatangan lembaga-lembaga sosial internasional, khususnya dari badan missionaris dari Asia, Eropa dan Amerika. Dengan dalih, kedatangan lembaga Kristen dapat membuat muslim di Afghanistan meninggalkan Islam.

Mereka menyatakan, pemerintah "harus bertindak dengan pihak-pihak yang mempromosikan Kekristenan di Afghanistan" dengan menolak aktifitas sosial terhadap warga Afghanistan, terutama kepada pemuda dan anak-anak.

Mohammad Hanif Atmar, menteri dalam negeri Afghanistan saat berbicara di parlemen pada Mei 2012 lalu menyatakan ketakutan mereka terhadap penginjilan di Afghanistan, sembari mengatakan "Ada bukti-bukti terjadinya penginjilan didalam negeri... yang aktivitasnya mungkin saja berasal dari 'luar negeri'."

Gerakan Anti Kristen di Afghanistan menyeruak pada beberapa bulan terakhir ini setelah sebuah stasiun televisi di Kabul memberitakan sebuah laporan tentang adanya pembaptisan seorang muslim di Provinsi Kapisa, sebuah provinsi di wilayah timur Afghanistan, yang adegannya pembaptisan dan doa tersebut direkam melalui kamera.  Stasiun TV itu juga menuduh lembaga swadaya di negara itu turut terlibat dalam peristiwa tersebut.

Para politikus dan pemimpin agama Islam menyatakan agar pemerintah menangkap pendeta yang melakukan pembaptisan dan dihukum mati menurut aturan yang dinyatakan dalam syariat islam, yakni menghukum mati siapa saja yang mengajak siapapun atau menyatakan diri keluar dari agama Islam.

Kasus terakhir yang berhasil didokumentasikan para anti Kristen ini pada 24 Juni 2011 lalu yang dilakukan Taliban kepada seorang pria paruh baya bernama Abdul di kota Herat, pria itu disembelih setelah dibacakan sepenggal ayat dari Quran yang menyatakan pembunuhan kepada mereka yang meninggalkan islam.

Mohabat News juga membeberkan berbagai aksi 'main hakim' yang dilakukan kelompok fundamentalis terhadap lembaga swadaya yang mereka curigai berafiliasi dengan lembaga-lembaga Kristen dan orang-orang yang mereka tangkap basah mengikut Kristus, atau hanya sekedar membaca penggalan ayat dari Alkitab.

Sedangkan dibeberkan pula, mereka yang mengikut Kristus tidak hanya terbatas pada warga jelata, melainkan hingga kepada kalangan politikus, pemimpin organisasi dan beberapa tokoh yang sering menghujat kekristenan. (MohabbatNews/TimPPGI)