Saturday, 8 September 2012

Saturday, September 08, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Himpunan Warga Gereja Indonesia (Hagai) Nilai Solidaritas Umat Kristen di Indonesia Masih Pecah dan Individual.
JAKARTA - Salah satu problem terbesar yang masih terjadi di bangsa ini adalah masih adanya diskriminasi pada umat minoritas. Salah satunya adalah umat Kristen. Namun di dalam memperjuangkan kesetaraan pun, umat Kristen kerap kali tampak terpecah dan bergerak secara individual. Ironisnya hal ini terus bergulir terjadi tanpa respons yang berarti dari umat Kristen sendiri.

Menurut Ketua Umum Himpunan Warga Gereja Indonesia (Hagai) Pendeta Shephard Supit, fakta seperti ini terjadi karena beberapa faktor yang memicunya.

“Inilah gambaran bahwa tingkat solidaritas di antara sesama Kristen agak menipis. Saya melihat ada beberapa faktor. Pertama, ini faktor egoisme dan individualituas saja. Kedua, adalah keteladanan dari pendeta itu sendiri, pendeta itu harus memberi contoh, saya kira jika pendeta-nya itu sendiri bergerak dengan sendirinya umat akan ikut,” ungkapnya kepada Jawaban.com, belum lama ini di Jakarta.

Pendeta itu juga menambahkan bahwa, memang banyak problem terjadi dan tidak bisa juga menjustifikasi sesuatu untuk mencari akar permasalahannya. Namun menurutnya, harus diakui bahwa kepedulian dari pendeta pun masih kurang.

“Jadi tingkat eksklusivisme di gereja itu sendiri masih tinggi, nah itu sebenarnya mulainya dari kepalanya, yaitu pendeta itu sendiri. Sehingga itu akhirnya menurun kepada jemaat, kepedulian jemaat pun akhirnya rendah,” ujarnya.

Agar setiap warga Gereja di Indonesia bersatu dalam bergerak dan menyampaikan aspirasinya, ia mengungkapkan bahwa hal itu (persatuan) akan terjadi jika ada sesuatu yang luar biasa terjadi.

“Saya kira kadang kala musti ada sesuatu yang luar biasa dulu terjadi baru tingkat solidaritas akan tinggi. Misalnya mungkin penutupan gereja ini musti tambah dulu ditutup beberapa gereja lagi, dan kemudian juga kadangkala kita musti mengalaminya sendiri,” tutupnya. (Jawaban/UCAN)