Friday, 21 September 2012

Friday, September 21, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Haramkan Film 'Innocence of Muslim', Fundamentalis di Negara-negara Islam Halalkan Penyerangan dan Penghinaan Warga Asing dan Minoritas.
WASHINGTON D.C (AS) -  Aksi kebencian para fundamentalis muslim yang tersinggung dan marah akibat disamakannya seorang pria bejat dalam film 'Innocence of Muslims' dengan nabi mereka, Muhammad, menjadi semakin membesar dan meluas.

Selain menyerang kedutaan besar Amerika Serikat di berbagai negara di Afrika Utara, Timur Tengah, Asia Selatan dan Tenggara melalui berbagai aksi penyerangan penuh kekerasan, pembakaran, pelecehan, penghinaan dan peledakan bom mengatas namakan 'unjuk rasa mengecam film anti Islam' ditujukan pula kepada kelompok-kelompok yang mereka tuduh 'berpihak' kepada negara barat.

Berbagai serangan kepada warga asing dan umat Kristen bersama kelompok minoritas agama terjadi secara beruntun di penjuru negara-negara Islam, sekitar 28 orang di 10 negara Islam dilaporkan tewas dan puluhan lainnya terluka selama 'unjuk rasa' atas film itu. Pada 11 September Duta Besar AS untuk Libya, Christopher Steven bersama tiga staffnya dibunuh oleh para muslim. Kemudian pada 18 September 2012, 14 warga Amerika Serikat di Kabul, Afghanistan tewas akibat bom yang diledakkan oleh kelompok ekstrimis Islam.

Sedangkan pada 16 September 2012 lalu, ratusan warga Kristen dan Hindu yang berunjuk rasa didepan Katedral St Francis Xavier di Hyderabad,  mengutuk dan mengecam film kontroversial itu bukannya didukung, malah diserang.

Menurut seorang akivis HAM di Pakistan, Amanat Masih, para penembak yang sedang melakukan usaha pembunuhan terencana itu menggunakan sepeda motor. Mereka  sebelumnya telah mengintai seorang suster Gereja Katolik yang dikenal sebagai wanita yang banyak melayani orang sakit dan miskin . "Ketika Bunda Christina yang mengelola Rumah Sakit Lady Gram sampai di gapura Katedral, sekelompok orang yang mengendarai sepeda motor menembak [mobil dan ] gereja."

"[Hanya] supir Bunda Christina yang terkena peluru, tetapi Bunda Christian tidak terluka," kata Masih seperti dilansir International Christian Concern (ICC) pada Rabu (19/09/2012) sembari menjelaskan kondisi gedung katedral yang berlobang pada tembok dan pintu gapura. Aamir Ashiq, supir Bunda Christina yang dirawat di rumah sakit menuturkan para penembak menggunakan 'kain hijau' di kepala mereka, dan membawa 'bendera hijau'.

Sedangkan unjuk rasa damai yang dipimpin oleh vikjen Keuskupan Hyderabad dan dihadiri ratusan warga Kristen dari berbagai denominasi gereja itu berlangsung dengan penjagaan ketat, selain terhadap film kontroversial itu, mereka juga menyuarakan keprihatinan dan simpati yang mendalam atas penyerangan terhadap warga asing dan kedubes AS di Libiya dan Mesir. Mereka mengkhawatirkan hal yang sama akan dialami umat Kristen di Pakistan.

"Film ini menghasilkan sejumlah korban berjatuhan, serangan kekerasan dan korban luka, dan menciptakan ketegangan kepada komunitas Kristen khususnya di Pakistan," jelas Masih.

Serangan dan Penghinaan
Sebuah serangan lainnya pada 18 September 2012 terjadi kepada para perawat dan pekerja di satu-satunya rumah sakit Kristen di Hyderabad, St Elizabeth. Sekelompok muslim yang tidak dikenali menyatakan telah "memberi pelajaran kepada umat Kristen," dengan merusak dan menghancurkan pintu rumah sakit dan berbagai fasilitas didalamnya. Saat mereka sedang mengumpulkan massa guna mengadakan unjuk rasa di pusat kota.

Gereja-gereja di Hyderabad telah ditutup sejak hari Minggu (16/09/2012) setelah diberitakannya unjuk rasa besar-besaran yang dilakukan muslim di negara itu, selain itu meminta umat Kristen di Pakistan untuk saling menjaga selama sentimen ini berlangsung.

Serangan lain terhadap umat Kristen dan gedung gereja selama unjuk rasa menanggapi film 'Innocence of Muslims' pertama kali terjadi pada gedung katedral milik Gereja Katolik di Zinder, Niger di Afrika Barat. Aksi yang terjadi setelah para muslim mengadakan sembahyang Jumat (14/09/2012) berhasil merusak dan membakar sebagian gedung katedral.

"Setelah sembayang Jumat, ratusan pemrotes menghancurkan pintu gereja dan merusaknya, sebelum [mereka] membakar semua dokumen dan merusak patung Perawan Maria," ujar sebuah media lokal yang juga menyatakan para vandalis ini membakar bendera Amerika Serikat dan Inggris  sebelum menyerang katedral, selain itu para pemimpin dan warga Kristen diungsikan ke tempat yang aman menunggu redanya amarah para muslim.

Sedangkan pelecehan terhadap Kristen pertama kali dilakukan oleh seorang pemimpin masjid di Kairo yang merobek Alkitab dan melemparkan kepada para pengunjuk rasa yang kemudian menginjak-injak lembarannya. Abu Islam, sang ustad bermuka tebal ini menyatakan hal ini sebagai "pelajaran kepada umat Kristen agar dapat merasakan akibat jika 'menghina' Islam", tuduhnya. (ICC/AINA/TimPPGI)