Thursday, 6 September 2012

Thursday, September 06, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Para Muslim Fundamentalis di Bahrain Larang Pendirian 'Vatikan di Arab'. MANAMA (BAHRAIN) - Sebagai negara di lingkungan mayoritas muslim, Bahrain merupakan kerajaan Islam yang masih toleran dengan non-Kristen sehingga dengan tangan terbuka menerima persentasi pengungsi Kristen asli Arab (dari Saudi, Kuwait, UEA, Yaman dan Oman) dengan jumlah yang besar, berbanding negara-negara lainnya di semenanjung Arab.

Alhasil, belum lama ini Gereja Katolik dari Wilayah Vikariat Apostolik di Arabia mengusung proposal guna membangun sebuah gedung gereja representatif umat Katolik. Berlokasi di Awali, sebuah wilayah diselatan ibukota Manama, dengan lahan seluas 9,000 meter persegi. Tempat yang disebut sebagai 'Vatikan di Arab' ini rencananya akan dibangun sebuah gedung gereja besar yang dapat dipergunakan oleh semua denominasi Kristen di wilayah utara semenanjung Arab.

Sayangnya usaha pembangunan gedung gereja ini terbentur dengan adanya tentangan dari kelompok muslim fundamentalis di negara pulau itu.

Menurut Associated Press pada 3 September 2012 lalu, usaha tersebut kemudian dihalangi oleh para muslim fundamentalis yang mempolitisir dan mengalihkan isu penolakan rumah ibadah Gereja Katolik tersebut menjadi sumber baru dari masalah konflik sektarian antara Muslim Sunni dan Syiah di negara itu.

Seminggu lalu, lebih dari 70 ustad Sunni garis keras menyatakan penentangan terhadap pembangunan Gedung Gereja Katolik bersama dengan perumahan dan fasilitasnya dengan memberikan petisi kepada raja mereka Hamad bin Isa Al Khalifa dengan mengatakan, adalah terlarang mengijinkan pembangunan gedung gereja di Semenanjung Arab, tempat lahirnnya Islam.

Sheik Adel Hassan al Hamad, seorang ustad terkemuka dari para demonstran yang diadakan dengan mengadakan sembahyang Jumat dengan mengatakan, tidak akan membenarkan pembangunan gedung gereja di Bahrain.

"Siapapun yang yakin bahwa sebuah gereja adalah tempat sejati untuk beribadah adalah seseorang yang telah rapuh imannya terhadap Tuhan," sumbarnya.

Menanggapi sikap para muslim fundamentalis, pemerintah yang mendukung pendirian gedung gereja memerintahkan sang ustad pemimpin Masjid Riffa, sebuah daerah elit tempat raja dan keluarganya menetap, agar berhenti berkhotbah di tempat itu. Sayangnya para pengunjuk rasa anti-Kristen menentang usaha pengusiran imam tersebut dengan memaksa pemerintah membatalkan perintah pengusiran tersebut.

Sedangkan para muslim Syiah melihatnya sebagai peluang untuk menjatuhkan pengaruh Sunni di negara itu, yang hingga kini masih menuntut kuota politik sebesar 70 persen, melihat para penduduknya Bahrain merupakan muslim Syiah yang menjadi mayoritas dari negara yang dipimpin oleh seorang raja dari Muslim Sunni.

Imam besar senior Muslim Syiah, Sheik Isa Qassim, yang menentang usaha pendirian gedung gereja, mempertanyakan sikap pemerintah yang mengijinkan pembangunan gedung gereja, sementara masjid Syiah yang dirusak saat penyerangan pemerintah. Sebab hal ini akan menjadi pemicu kekecewaan rakyat terhadap kebijakan pemerintah.
 
Menurut Catholic News Service, hampir 47 juta umat Katolik menetap di negara-negara semenanjung Arab, selain beberapa Kristen Arab pribumi  yang melarikan diri dari negara asal dan menetap di Bahrain dan UAE yang lebih toleran. Mayoritas dari umat Kristen merupakan ekspatriat dari Afrika Utara, Asia Timur dan Selatan. Separuhnya menetap di wilayah teluk.

Walau seluruh wilayah semenanjung Arab menerapkan pelarangan untuk mendirikan gedung gereja, hanya beberapa saja yang mengikuti sikap Arab Saudi yang sangat tertutup dan diskriminatif terhadap umat Kristen. Beberapa negara seperti Bahrain dan Uni Emirat Arab, sedikit 'melonggarkan' peraturan tersebut demi mengedepankan toleransi berbalut profit ekonomi yang mereka terima.

Pdt Hani Aziz dari Gereja Injili Nasional di Bahrain usai mengadakan pertemuan dengan raja bersama dengan 19 pemimpin Kristen dari berbagai denominasi, terkait proyek pembangunan tersebut menyatakan pembangunan gereja merupakan bukti adanya toleransi di Bahrain.

"Bahrain adalah negara yang mengedepankan toleransi antara umat beragama, sekte dan suku bangsa. Hal ini sangat dikenal dalam sejarah Bahrain. [Dan] pembangunan gedung gereja ini sangat selaras dengan gambaran tersebut," tandas Pdt Aziz. (AFP/CNS/TimPPGI)