Tuesday 4 September 2012

Tuesday, September 04, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Mohon Doa! Wisma Keuskupan Agung Gereja Katolik Melkit di Alep Dirusak dan Dijarah Muslim Radikal.
DAMASKUS (SURIAH)– Wisma Keuskupan Metropolit Alep, Suriah, yang merupakan Keuskupan Agung Gereja Katolik Melkit dari Tradisi Bizantin, dirusak dan dijarah ketika terjadi bentrokan senjata antara pasukan loyalis pemerintah dengan kelompok Islam radikal pada Kamis, (20/08/2012).

Untunglah bahwa Uskup Agung Alep Mgr Jean-Clément Jeanbart (69) bersama dengan Vikaris Jenderal (Vikjen) dan beberapa imam sudah pergi meninggalkan wisma keuskupan beberapa jam sebelum bentrokan fisik itu terjadi. Untuk sementara waktu, mereka mengungsi di salah satu Biara Fransiskan di Alep. Mereka diterima dengan hangat oleh Pro-Vikaris Apostolik untuk Komunitas Gereja Katolik Latin Pastor George Abu Khazen OFM.

Pastor George menjelaskan bahwa Mgr Jeanbart terlihat sangat cemas dan sungguh-sungguh terpukul dengan insiden yang menimpanya, seperti dilansir Agenzia Fides, Kamis, (27/08/2012). Uskup Agung Melkit kelahiran Alep, 3 Maret 1943 itu hanya berulangkali mengatakan satu kata, “Mengapa?”.

Dari Biara Fransiskan di Alep, jajaran pemimpin Gereja Katolik Melkit itu melanjutkan pengungsiannya ke Lebanon. Beberapa hari kemudian, ketika situasi keamanan sudah mulai kondusif, Vikjen Alep pun bisa kembali untuk melihat wisma keuskupan yang mereka tinggalkan. Dia mengisahkan bahwa pintu-pintu dirusak, dan keadaan di dalam wisma sudah porak-poranda. Banyak barang hilang, terutama alat-alat elektronik seperti komputer dan LCD proyektor.

Berdasarkan kisah Pastor George, beberapa hari terakhir ini berkecamuk perang di kota tua Alep. Bahkan baku tembak meluas hingga mencapai Fahrat Square. Di sinilah lokasi semua Keuskupan Metropolit Gereja Katolik Ritus Timur.

Maka tidak mengherankan jika Archeparcy Alep, yang termasuk Keuskupan Agung Gereja Katolik Maronit dari Tradisi Antiokhia, juga terkena imbas perang tersebut. Wisma Archeparcy Alep Maronit, kediaman Mgr Youssef Anis Abi-Aad, Ist. del Prado (72), juga mengalami kerusakan yang cukup signifikan. Selain itu, Museum Katolik Bizantin Maarrat Nahman pun dirusak. Bahkan beberapa artifak dan ikon kuno dengan sengaja dihancurkan. Perusakan ini dinilai sebagai kebencian pada kelompok minoritas Kristiani di Suriah, seperti dilansir Lebanon News, Kamis, (27/08/2012).

Hingga saat ini, belum ada solusi yang mampu mengarahkan pada suatu dialog di antara pihak-pihak yang berkonflik. Bahkan muncul kelompok yang belum teridentifikasi yang harus bertanggung jawab atas serangkaian insiden bersenjata di pelbagai tempat di Suriah. Mereka terus memecah belah dan memicu perang saudara di antara bangsa Suriah sendiri.

Gereja menyadari bahwa penduduk Suriah hanya menjadi korban atas ulah mereka. Oleh karena itu, Gereja berusaha untuk mengajak seluruh penduduk Suriah supaya tidak terperangkap dalam lingkaran konflik yang dibawa oleh kelompok tersebut. Tercatat bahwa 7,5 persen penduduk Suriah yang berjumlah sekitar 20 juta jiwa beragama Kristen Katolik. (HidupKatolik)