Thursday 27 September 2012

Thursday, September 27, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Vatikan Kutuk Film 'Innocence of Muslims' dan Kekerasan yang Terjadi di Timur Tengah.
VATIKAN  - Vatikan, pada Rabu (12/09/2012), juga mengutuk hasutan benci Muslim dan kekerasan ikutannya setelah serangan mematikan atas konsulat Amerika Serikat di Libya akibat film menyinggung Islam. Kutukan ditujukan pada pembuat dan penyebar Innocence of Muslims, yang berujung pada kematian Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, di Benghazi.

"Dampak berbahaya pelanggaran dan hasutan terhadap kepekaan umat Islam sekali lagi jelas," kata juru bicara Vatikan, Federico Lombardi, dalam pernyataannya.

"Tanggapan akibatnya, kadang-kadang dengan hasil menyedihkan, pada gilirannya memelihara ketegangan dan kebencian serta melepaskan kekerasan," katanya.

"Menghormati keyakinan, naskah, angka dan lambang berbagai agama adalah prasyarat penting bagi kehidupan damai masyarakat," tambahnya.

Hal sama juga dinyatakan seorang rabi Ortodoks dan mantan menteri Israel, Rabu, mengutuk film menyinggung Islam, Innocence of Muslims, yang memicu unjuk rasa mematikan benci Amerika Serikat di Libya dan Mesir, dengan menyebutnya sampah dan lendir.

"Meskipun kebebasan mengungkapkan pendapat dan hak menggunakan sindiran adalah prinsip kudus demokrasi, kebebasan itu tidak boleh digunakan sebagai alasan untuk menyiarkan sampah dan lendir," kata pernyataan Michael Melchior, pembela lama dialog antar-agama.

"Film Sam Bacile, yang menyebut diri Yahudi dan orang Israel, itu disiarkan di bawah kedok perang melawan teror, yang sebenarnya film menginjak-injak iman dan martabat ratusan juta Muslim, dan Nabi Muhammad, dengan cara paling merendahkan dan jelek," tambahnya.

Di film anggaran rendah itu, Innocence of Muslims, aktor dengan logat kuat Amerika Serikat menggambarkan muslim tidak bermoral dan memuja kekerasan.

Dengan penggambaran kehidupan Nabi Muhammad, film itu menyentuh hal sangat tidak patut serta memicu demonstrasi di Mesir dan kekerasan di Libya, yang menewaskan Dutabesar Amerika Serikat untuk Libya, Christopher Stevens, dan tiga petugas negara adidaya tersebut. (Antara)