Sunday 9 September 2012

Sunday, September 09, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Walau Dianggap Illegal, Alkitab Laris Manis di Iran.
TEHRAN (IRAN)  - Walaupun pemerintah Islam Iran mengategorikan Alkitab sebagai buku illegal yang menyerang kedaulatan Iran, sehingga dilarang untuk diproduksi, diedarkan dan dimiliki oleh warga Iran, nyatanya banyak orang Iran yang malah mencari dan membeli buku ini.

Jalan Naser-Khoso adalah salah satu jalan di wilayah kota tua Tehran yang dikenal sebagai lokasi penjualan barang-barang illegal versi pemerintah seperti obar-obatan dari Cina dan India, buku-buku dari Eropa dan Amerika, buku-buku sekte Islam selain Syiah, film-film Hollywood dan berbagai hal yang mereka anggap tidak pantas dengan syariat Islam. Namun beberapa bulan setelah pelabelan Alkitab sebagai buku illegal pada awal 2012 lalu, permintaan kitab suci berbahasa Arab, Armenia dan Persia ini kian bertambah, walaupun dengan harga yang tinggi, lapor Mohabat News pada 7 September 2012.

Hal yang sama juga terjadi pada deretan penjual kaki lima yang menjual buku-buku illegal di Jalan Enqelab (revolusi), Tehran. Mereka dengan terbuka menjual buku-buku yang dilarang oleh rezim Islam Iran, termasuk Alkitab yang kini menjadi buku paling banyak dicari.

Kitab yang disebut para muslim fundamentalis dan pemerintah Iran sebagai 'Ayat-ayat Setan' ini dan para penulisnya menurut Ayatullah Khomeini sebagai para 'pemurtad' ini bukannya membuat para muslim tenang dengan iman Islam mereka tetapi membuat mereka semakin penasaran dan mencari tahu apa saja yang ada dalam Alkitab, termasuk jalan kebenaran didalam Kristus.

Penyebutan Alkitab sebagai 'Ayat-ayat Setan' merupakan balasan terbuka para fanatik ini atas dibuatnya buku 'Ayat-ayat Setan' yang dibuat Salman Rushdie pada 1980an. Khomeini, sang pendiri negara Revolusi Islam di Iran mengeluarkan fatwa yang menyuruh siapapun agar membunuh Rushdie yang menurutnya telah murtad dari Islam.

Penjualan Alkitab dan literatur Kristen di Iran sangatlah terbatas terutama literatur teologi dengan bahasa Persia. Menurut aturan pemerintah, Alkitab dan literatur Kristen berbahasa Persia hanya dapat dibaca dan dibeli oleh orang Kristen di Perpustakaan Kristen milik gereja-gereja di Teheran.

Sedangkan para pembeli Alkitab di tempat-tempat illegal ini menurut seorang penulis asal Iran yang menetap 20 tahun di AS, seperti diberitakan Farsnews, sebuah situs berita semi resmi milik pemerintah Iran, berasal dari para pemuda muslim. Banyak dari generasi muda di Iran tertarik dengan agama yang paling sering diintimidasi oleh pemerintahnya.

"Generasi muda Iran hanya mewarisi Islam dari ayah mereka, tetapi kini mereka malah mengikuti Alkitab," tuturnya. (Mohabat/TimPPGI)