Thursday, 6 September 2012

Thursday, September 06, 2012
Silahkan klik tulisan atau gambar untuk lanjut membaca Walikota Jakarta Utara Bantah Rencana Penggusuran Gedung Masjid Al-Muqarrabien dan Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Mahanaim Tanjung Priok. JAKARTA - Jemaat Masjid Al-Muqarrabien dan Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Mahanaim yang puluhan tahun hidup berdampingan kini tengah resah. Pasalnya rumah ibadah mereka yang hanya dibatasi satu tembok rendah itu akan digusur.

Kabarnya, lahan dua bangunan yang terletak di Jalan Enggano, Tanjung Priok, Jakarta Utara itu akan dimanfaatkan untuk pelebaran jalan dan pembangunan taman. Sontak saja kedua bela pihak protes dan siap berjuang mempertahankan bangunan itu.

Ketika dikonfirmasi soal kabar itu, Wali Kota Jakarta Utara Bambang Sugiono menegaskan pihaknya maupun Pemprov DKI tidak pernah berencana menggusur Masjid dan Gereja itu.

"Tidak benar itu karena sampai sekarang belum ada wacana seperti itu," kata Bambang ketika dihubungi melalui telepon, Rabu (05/09/2012).

Bambang menambahkan sepengetahuannya, tidak ada rencana pembangunan atau pelebaran jalan dalam waktu dekat. Kalau pun itu memang ada, mungkin itu dilakukan oleh pemerintah pusat karena Jalan Enggano termasuk jalan negara.

"Masalah pelebaran jalan, belum ada wacana yang sampai ke saya," katanya.

Bambang mengimbau warga khususnya jamaah dua belah pihak agar tidak termakan isu-isu seperti itu. Dia menduga ada pihak-pihak yang ingin merusak kerukunan dan keharmonisan jamaah.

"Kita harus menjaga kerukunan umat beragam, jangan sampai isu penggusuran merusaknya," tandasnya.

Sebelumnya, jamaah di dua rumah ibadah itu resah karena surat edaran yang menyebut akan terjadi penggusuran pada masjid dan gereja itu. Surat itu mereka terima sekitar lima bulan lalu namun tidak jelas siapa yang bertanggungjawab atas proyek itu.

"Kami dari pihak masjid maupun mereka pihak gereja jelas menolak. Masjid dan gereja ini contoh simbol kerukunan umat beragama. Sangat langka antara tempat ibadah hanya dipisahkan satu tembok," ujar Ketua Pengurus Masjid Al Muqarrabien, Tawakal kepada merdeka.com, Selasa (04/09/2012).

Hal yang sama juga disampaikan Ketua Jemaat Gereja Mahanaim, Pendeta Tatalede Barakati. Dia mengatakan kedua pihak saling bahu membahu dan mempertahankan keberadaan masing-masing.

Pada saat tragedi Tanjung Priok 1984 meletus, ujar Tatalede, jemaah masjid lah yang membantu menyelamatkan gereja dari sekelompok orang yang berniat membakar rumah ibadah tersebut.

"Kami aman pada saat kerusuhan dulu karena perjuangan mereka. Kedua bangunan ini seharusnya dapat dilestarikan sebagai cagar budaya. Sayang sekali kalau malah digusur," tutup Tatalede. (Merdeka)