TUAPEJAT (SUMBAR) - Puskesmas dan Gedung Gereja Kristen Protestan Mentawai (GKPM) Sikakap, di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai, dijadikan rumah sakit darurat untuk menangani korban luka-luka akibat gempa 7,2 SR yang diikuti tsunami, yang terjadi pada Senin (25/10/2010) malam.
Untuk merawat korban luka-luka telah ditambah tempat di halaman puskesmas dan gereja GKMP dan dilindungi dengan terpal, kata anggota Tim Layanan Informasi Bencana Mentawai, Kantor Kecamatan Pagai Selatan, Hermansyah, melalui telepon, Rabu malam.
Ia menyebutkan, di rumah sakit darurat itu dirawat 77 korban luka berat dan 25 korban luka ringan.
Untuk merawat para korban telah datang empat dokter dan belasan perawat dari Tua Pejat, ibu kota Mentawai.
Ia mengatakan, rumah sakit darurat itu membutuhkan pasokan obat-obatan dan perlengkapan medis mengingat jumlah korban luka atau sakit akan bertambah.
"Obat-obatan masih ada, tapi persediaan darah tidak ada. Untuk penerangan menggunakan genset yang bahan bakarnya semakin menipis," katanya.
Begitu pula BBM untuk speadboad untuk membawa korban dari lokasi ke rumah sakit darurat semakin menipis. Diharapkan pasokan BBM bisa secepatnya datang, sehingga bisa mendukung tanggap darurat bencana ini, kata Hermansyah.
Jumlah korban tewas akibat bencana itu yang telah terdata hingga Rabu, pukul 18.10 WIB, di Posko Bencana di Kantor Kecamatan Sikakap, tercatat 282 orang.
Sedangkan jumlah warga dilaporkan hilang 411 orang.
Jumlah rumah yang rusak berat dan hilang diseret tsunami sebanyak 426 unit dan yang rusak ringan 200 orang.
Gempa 7,2 SR diikuti tsunami melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai dan sejumlah wilayah lainnya di Sumbar, pada Senin (25/10/2010) malam.
Untuk merawat korban luka-luka telah ditambah tempat di halaman puskesmas dan gereja GKMP dan dilindungi dengan terpal, kata anggota Tim Layanan Informasi Bencana Mentawai, Kantor Kecamatan Pagai Selatan, Hermansyah, melalui telepon, Rabu malam.
Ia menyebutkan, di rumah sakit darurat itu dirawat 77 korban luka berat dan 25 korban luka ringan.
Untuk merawat para korban telah datang empat dokter dan belasan perawat dari Tua Pejat, ibu kota Mentawai.
Ia mengatakan, rumah sakit darurat itu membutuhkan pasokan obat-obatan dan perlengkapan medis mengingat jumlah korban luka atau sakit akan bertambah.
"Obat-obatan masih ada, tapi persediaan darah tidak ada. Untuk penerangan menggunakan genset yang bahan bakarnya semakin menipis," katanya.
Begitu pula BBM untuk speadboad untuk membawa korban dari lokasi ke rumah sakit darurat semakin menipis. Diharapkan pasokan BBM bisa secepatnya datang, sehingga bisa mendukung tanggap darurat bencana ini, kata Hermansyah.
Jumlah korban tewas akibat bencana itu yang telah terdata hingga Rabu, pukul 18.10 WIB, di Posko Bencana di Kantor Kecamatan Sikakap, tercatat 282 orang.
Sedangkan jumlah warga dilaporkan hilang 411 orang.
Jumlah rumah yang rusak berat dan hilang diseret tsunami sebanyak 426 unit dan yang rusak ringan 200 orang.
Gempa 7,2 SR diikuti tsunami melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai dan sejumlah wilayah lainnya di Sumbar, pada Senin (25/10/2010) malam.
Sumber:Antara
Related: